About Me

My photo
have facebook , have twitter
Showing posts with label Daily. Show all posts
Showing posts with label Daily. Show all posts

Thursday, January 2, 2014

[Daily News 31/12/13] Fabio Capello, Carlos Tevez, Dan Prediksi Scudetto Alesandro Nesta

You Are Here: Home » - Daily News -, All Articles » [Daily News 31/12/13] Fabio Capello, Carlos Tevez, Dan Prediksi Scudetto Alesandro Nesta

Signora1897-ers, performa hebat yang ditunjukkan Juve pasca ditangani Antonio Conte memang membuat semua orang tercengang, tidak terkecuali mantan pelatih Juve pada rentang tahun 2004 sampai 2006, Fabio Capello.

Torehan dua gelar Scudetto dan dua gelar Supercoppa Italiana dalam rentang dua musim kepemimpinan Antonio Conte membuat mantan pemain dan legenda Juve tersebut disandingkan dengan prestasi Fabio Capello kala menangani Juve.

capello-juve

Melalui surat kabar yang berbasis di Torino, Tuttosport, Fabio Capello sedikit memberikan pandangannya mengenai Juve era Antonio Conte dan Juve era dirinya. Berikut kutipan dari Fabio Capello dengan Tuttosport.

Conte is the best Coach in Italy, He has demonstrated that for the past few years. Conte has worked hard to recreate that winning mentality that left the team a few years back.

Juve’s game is entirely down to Conte. Of course, in Europe there is more competition, but I think Antonio can aspire to dominate Europe as well.

I look at the data, the facts, the statistics – numbers don’t lie. And Conte’s Juve are better than mine.

Selain memberikan pandangannya mengenai Juve era Conte dan Juve era dirinya, pertandingan pembuka pada tahun 2014 yang mempertemukan dua pesaing kuat Scudetto antara Juve dan Roma juga sedikit mencuri perhatian dari Capello, maklum karena kedua tim pernah ditangani Capello semasa dirinya masih menjdi pelatih di tanah Italia. Berikut kutipan dari Fabio Capello tentang pertandingan antara Juve dan Roma.

Should they beat Roma their advantage over the Giallorossi would rise to eight points, and that would be difficult to overcome. My heart is divided in half – I had unforgettable times in Rome and Turin.

***

Meskipun pertandingan antara Juve dan Roma masih akan digelar pada hari Minggu nanti, namun panasnya tensi pertandingan tampaknya sudah mulai terasa. Selain mencuri perhatian Fabio Capello, partai yang mempertemukan peringkat pertama dan kedua sementara pada tabel Serie A ini juga menyita perhatian dari gelandang Roma asal Bosnia, Miralem Pjanic.

pjanic

Terpisah lima poin dari Juve, tampaknya hal tersebut tidak membuat Pjanic ciut nyali saat bertandang ke Juventus Stadium. Status Roma yang masih belum terkalahkan membuat pasukan Rudi Garcia menatap laga melawan Juve dengan penuh percaya diri. Berikut kutipan wawancara Miralem Pjanic dengan surat kabar yang berbasis di Milano, Gazzetta dello Sport.

“Juventus are a very strong team,but we are not afraid of them. We know we are on a par with any opponent in the league, but have to be on top of our game to beat Juve. It’s going to be a great game for sure. But we’re determined to bring home some valuable points.” (Miralem Pjanic – Gazzetta dello Sport)

***

Ketika hampir semua kompatriotnya kembali ke Vinovo untuk berlatih setelah libur Natal yang diberikan pihak klub, Carlos Tevez tampaknya harus menunda jadwal kembalinya ke Torino. Setelah menghabiskan waktu libur Natal untuk kembali ke Argentina, melalui situs resmi klub, Juve mengkonfirmasi bahwa striker yang baru direkrut pada awal musim ini akan terlambat kembali ke Torino karena masalah keluarga.

BY4BVTcIMAA8LE5.jpg large

Banyak pihak berspekulasi, bahwa masalah keluarga yang dimaksud ialah perihal kondisi istrinya yang saat ini tengah mengandung 7 bulan dan memerlukan perawatan medis dalam minggu ini. Mengingat partai melawan Roma yang akan dihelat minggu ini, kemungkinan Tevez diragukan untuk mentas saat melawan Roma.

Kemungkinan absennya Tevez saat melawan Roma tentu sangat merugikan tim, mengingat dirinya merupakan mesin utama Juvedalam urusan mencetak gol musim ini. Fabio Quagliarella diprediksi akan mentas bersama Fernando Llorente di line serang Juve apabila kondisi Tevez tidak memungkinkan untuk mentas pada laga ini.

***

Diskriminasi teritori yang marak terjadi belakangan ini di tanah Italia tampaknya sangat sulit untuk dihentikan. Meskipun pihak Lega berulang kali memberikan sanksi terhadap beberapa kelompok suporter yang melakukan aksi diskriminasi teritori, namun upaya Lega untuk menghilangkan, atau setidaknya meminimalisir tindakan diskriminasi teritori menemui jalan buntu.

1917824_w2

Merebaknya diskriminasi teritori di tanah Italia belakangan ini membuat kapten Juve dan timnas Italia, Gigi Buffon turut ambil bicara. Melalui surat kabar yang berbasis di Milano, Gazzetta dello Sport, Gigi memberikan suaranya terkait diskriminasi teritori.

Racism is an important issue, I believe that human beings strive to find the difference between themselves and another race. Or, if in Italy, themselves and a citizen of another region. I think that the comparison can help us fight it though.

I don’t think the fans are acting out of hatred – I just think the goal is to be heard and emphasize the dissent. I know the spirit in which they are made. I used to be one of those fans.

I think it’s fair to severely punish for some forms of intolerance. I do not presume to fully understand the kind of abuse some players get. I can’t have the same sensitivity to those who are affected by the attacks, but punishment is important for the image of Italian football.

***

Sebelum menutup Daily News pada tahun 2013 ini, terdapat sedikit petikan wawancara dari mantan bek Milan dan Lazio, Alessandro Nesta perihal perebutan Scudetto yang melibatkan tim-tim papan atas Serie A. Berikut kutipan wawancara Alesandro Nesta dengan surat kabar yang berbasis di Roma, Corriere dello Sport.

“Scudetto? Also this year Juventus will win Scudetto, as always Juventus is very strong. Certainly Roma, Napoli, Inter and Fiorentina will not give up, but only Juventus can lose this championship.” (Alesandro Nesta – Corriere dello Sport)

Seperti yang diungkapkan Nesta diatas, dengan tambahan amunisi seperti Carlos Tevez dan Fernando Llorente, tampaknya dominasi Juve di tanah Italia akan sulit untuk dibendung tim manapun, bahkan bek yang gantung sepatu pada usia 37 tersebut yakin Juve akan menjadi juara lagi pada akhir musim.

———————————————————————————————————————————————————-

Hit me @peternugh


View the original article here

[Daily News 20/12/13] Mercato: Radja Nainggolan – To Juve or Not To Juve?

You Are Here: Home » - Daily News -, All Articles » [Daily News 20/12/13] Mercato: Radja Nainggolan – To Juve or Not To Juve?

Signora1897 ers, sehubungan dengan minimnya berita tim Juve seusai mengalahkan Avellino 3-0 di ajang Coppa Italia, di Daily News hari ini penulis akan fokus terhadap satu berita mercato yang santer terdengar minggu ini: Radja Nainggolan, pemain Belgia berdarah Indonesia yang sekarang bermain untuk tim Serie A Cagliari.

Radja_NainggolanPada masa transfer musim panas kemarin, Nainggolan sempat hampir “mendarat” di Juventus. Kabarnya Nainggolan telah mencapai kesepakatan dengan Juve tetapi di saat-saat terakhir, presiden Cagliari Massimo Cellino membatalkan transfer ini karena Cagliari belum memiliki pengganti yang sepadan. Walau begitu, gosipnya Cellino berjanji kepada Beppe Marotta bahwa Juve akan menjadi yang terdepan apabila Cagliari sudah bersedia melepas Nainggolan di musim 2013/14 ini dan sepertinya, dari komentar-komentarnya Cellino sudah siap melepas Nainggolan Januari ini.

Dari janji Cellino sebelumnya, nama Juve selalu disandingkan dengan Nainggolan tetapi belakangan, nama dua tim lain juga mulai sering disebut: Inter Milan dan Milan. Sekarang mari kita lihat, bagaimanakah sebenarnya peluang ketiga tim ini dalam merekrut pemain timnas Belgia ini.

***

JUVENTUS

Banyak Juventini yang tidak mengerti mengapa Juve begitu ngotot mendapatkan Nainggolan. Di Cagliari sekarang, Nainggolan bermain sebagai seorang CM dimana di posisi ini, Juve telah memiliki Arturo Vidal, Paul Pogba, Claudio Marchisio, Simone Padoin, dan juga LWB Kwadwo Asamoah yang posisi aslinya adalah LCM.

Namun menurut penulis, posisi terbaik Nainggolan adalah DM, dimana di Juve belum ada pemain yang berkarakteristik seperti ini. Di starting line-up Juve yang sekarang, pelatih Antonio Conte tidak memainkan DM karena di posisi ini ada regista Andrea Pirlo, yang terus terang memang tidak tergantikan.

Di dunia ini, tidak ada seorang regista seperti Pirlo, bahkan tidak juga Xavi Hernandez yang memiliki karakteristik berbeda. Saat Pirlo tidak bermain, Conte memainkan Pogba sebagai DM di posisi ini namun tampak jelas, walau Pogba bermain cukup baik sebagai DM, permainannya jauh lebih dashyat saat bermain sebagai CM.

Dari beberapa kesempatan penulis melihat permainan Nainggolan, permainannya sebagai CM terus terang tidak terlalu menonjol tetapi sebagai DM? Luar biasa. Nainggolan akan membuat Juve lebih kuat apabila dia dimainkan sebagai DM.

Jadi menurut penulis, apabila Nainggolan datang, dia tidak akan bersaing dengan Vidal, Pogba, atau Marchisio sebagai CM tetapi bermain sebagai DM saat Pirlo sang regista absen atau tidak bermain. Tidak dapat dipungkiri, Pirlo yang telah berumur 34 tahun akan bermain lebih sedikit setiap tahunnya supaya bisa tetap relatif segar setiap kali dia bermain. Namun selain itu, faktor kontrak Pirlo mungkin cukup berpengaruh. Peluang Nainggolan untuk sering bermain/menjadi starter jauh lebih besar kalau kontrak Pirlo tidak diperpanjang.

Nah, di sisi lain, gagalnya Juve melaju ke babak 16 besar Champions League membuat pemasukan berkurang sehingga membuat Marotta tidak leluasa “bergerak” di mercato musim dingin (dan kemungkinan juga musim panas) ini. Tanpa keuangan yang mendukung, tentu Marotta harus berpikir berulang kali untuk mengeluarkan dana sebesar 16-20m untuk membeli Nainggolan. Memang angka ini masih bisa ditekan apabila  Juve menyertakan pemain yang dapat menutup kelemahan Cagliari seperti Marco Storari di posisi kiper, tetapi penulis yakin Storari tidak akan dilepas.

Juve memang dapat menggunakan metode loan-and-buy (pinjam sekarang, beli di musim panas seperti yang dilakukan antara Juve-Cagliari atas Alessandro Matri) tetapi hal ini akan “memaksa” Juve untuk menjual satu-dua pemainnya di musim panas nanti dan kita semua tau, sulit menjual pemain non-starter dari Juve terutama karena faktor gaji yang rata-rata lebih tinggi dari tim-tim Serie A lainnya.

Dengan Juve masih memerlukan satu-dua pemain sayap dan mungkin LB/LWB, sepertinya hanya kalau Conte sangat memaksa-lah baru Nainggolan bisa datang.

Jadi kalau kita simpulkan, faktor-faktor yang menarik bagi Nainggolan untuk bergabung atau keunggulan Juve dalam mendatangkannya adalah:

Perannya akan penting sebagai satu-satunya DM di dalam timPeluang menjadi starter cukup besar apabila kontrak Pirlo tidak diperpanjangBerpeluang mendapatkan gelar (scudetto, Coppa Italia) setiap tahun cukup besar

Sedangkan kelemahannya adalah:

Juve kekurangan danaPeluang Nainggolan menjadi starter tidak besar apabila kontrak Pirlo diperpanjang

***

INTER MILAN

Nah, kebalikan dengan Juve, Inter Milan sepertinya tidak akan dapat memenangkan scudetto dalam waktu dekat dan hal ini dapat ditangkap dari perkataan sang presiden Erick Thohir yang menyatakan bahwa dia akan memperkuat sisi keuangan klub dan mengandalkan pemain-pemain muda. Dengan cara ini, dapat dipastikan peraihan gelar juara adalah tujuan jangka panjang, bukan jangka pendek.

Namun, dilain pihak, apabila Nainggolan bergabung dengan Inter Milan, hampir dapat dipastikan dia akan menjadi starter, setidaknya di tahun kedua menggantikan Esteban Cambiasso yang telah berumur 33 tahun.

Dari sisi keuangan, Thohir pernah mengatakan bahwa Inter Milan harus melakukan penjualan lebih dulu sebelum dapat melakukan pembelian dan di minggu ini, santer terdengar bahwa Fredy Guarin tinggal menunggu winter mercato dibuka saja sebelum hengkang ke Chelsea. Gosipnya, Inter Milan dan Chelsea telah mencapai kata sepakat di angka 15-18m dan demikian pula dengan Chelsea dan Guarin.

Inter Milan juga memiliki satu pemain yang mungkin akan sangat diminati Cagliari: Francesco Bardi, kiper mereka yang sedang dipinjamkan ke Livorno. Kiper utama Cagliari, Michael Agazzi, akan berakhir kontraknya akhir musim ini dan dia telah memutuskan untuk tidak memperpanjang kontrak. Dengan hengkangnya Agazzi (mungkin ke Fiorentina atau tim-tim top Serie A lainnya), Cagliari memerlukan kiper utama dan Bardi akan menjadi pilihan yang sangat cocok.

Dan satu hal yang mungkin paling penting adalah pengaruh kedatangan Nainggolan dari sisi marketing. Dengan pemilik orang Indonesia, mendatangkan pemain berdarah Indonesia tentu akan menjadi sesuatu yang sangat menjual di tanah air ini. Dan dengan menjual nama Nainggolan, tidak dapat dipungkiri, akan banyak anak-anak SD, SMP dan SMA/SMU yang akan mengidolakan Inter Milan di Indonesia dan sebagai akibatnya, pemasukan ke kas klub juga bertambah.

Penulis yakin, begitu Guarin resmi terjual, Inter Milan akan menjadi yang terdepan dalam mendatangkan Nainggolan.

Jadi, keunggulan Inter Milan dalam mendatangkan Nainggolan adalah:

Nainggolan dapat segera menjadi starterNainggolan akan segera mendapatkan jumlah fans yang luar biasaCagliari akan sangat berminat terhadap GK Bardi sebagai alat barterInter Milan akan mendapat banyak fans dan pemasukan dari orang-orang Indonesia

Sebaliknya, kelemahannya adalah:

Kemungkinan besar, Inter Milan tidak akan segera menang dalam waktu dekat

***

MILAN

Terus terang, penulis tidak mengerti mengapa Milan memerlukan Nainggolan. Memang, Nainggolan adalah pemain muda yang berpotensi tetapi di posisinya, Milan telah memiliki DM Nigel De Jong, CM Sulley Muntari dan CM Riccardo Montolivo. Memang dengan absennya Muntari dan Montolivo di pertandingan pertama babak 16 besar Champions League, mereka memerlukan seorang pemain tengah tetapi dengan melihat minimnya dana dan besarnya keperluan mereka untuk memperkuat sektor kiper dan bek tengah, sepertinya lapangan tengah bukanlah sektor yang harus didahulukan.

Kalau boleh berpikir lebih “jauh”, tidak tertutup kemungkinan ketertarikan Milan ini adalah sebuah bentuk “gangguan” terhadap Juve atau Inter Milan. Adriano Galliani adalah manajer yang paling berpengalaman di Italia saat ini dan, bersama dengan Luciano Moggi dulu, taktik seperti ini sudah sering mereka lakukan.

***

Secara pribadi, penulis menginginkan Nainggolan untuk bergabung dengan Juve. BUKAN karena dia adalah pemain berdarah Indonesia, tetapi melainkan karena dia adalah seorang DM yang sangat baik, tipe pemain yang belum dimiliki tim kita saat ini. Bahwa Nainggolan berdarah Indonesia dan Juventini Indonesia akan bertambah banyak tentu juga akan menggembirakan tetapi itu bukanlah faktor utama.

Tetapi terus terang, apabila Inter Milan dengan cepat menjual Guarin (dan sepertinya memang begitu), penulis pesimis Nainggolan akan bergabung dengan Juve. Apalagi bagi kebanyakan pemain muda, menjadi pemain reguler di tim top lebih penting daripada menjadi juara tetapi bukan reguler.

Walau begitu, penulis berharap dugaan ini salah dan Nainggolan akan memilih menang dan kerja keras bersama Juve. Semoga saja karakter Nainggolan yang asli lebih baik daripada apa yang tampak di twitter-nya.

Dan semoga Andrea Agnelli dan Marotta mau mengeluarkan uang untuk membeli Nainggolan.

Semoga.

______________________________________________________________________________________

“I didn’t choose Juve. Juve chose me.” @dwicarta is just an ordinary guy who happens to bleed black-and-white since Roby Baggio wreaked havoc in 1990 World Cup in Italy. When time permits, he’d like to spend it on hoops and one of his passions: writing. One day he stumbled into juventus.theoffside.com and now here he is: doing his passion on his passion.


View the original article here

[Daily News 15/12/13] Berapakah Pendapatan Juve, Napoli dan Milan dari Champions League Musim ini?

You Are Here: Home » - Daily News -, All Articles » [Daily News 15/12/13] Berapakah Pendapatan Juve, Napoli dan Milan dari Champions League Musim ini?

Signora1897 ers, menyambung Daily News hari Jum’at 13/12/2013 mengenai estimasi perbandingan pendapatan Juve dari Eropa di musim 2012/13 vs 2013/14, hari ini mari kita lihat perincian pendapatan ketiga tim Italia Juventus, Napoli dan Milan dari Champions League (CL) yang dibagi kedalam dua kategori: fixed income dan market pool. Tidak seperti gate receipts/pemasukan tiket stadion yang berasal dari penonton, fixed income dan market pool adalah pemasukan yang dibagikan oleh UEFA dan Daily News hari ini akan fokus pada pemasukan dari UEFA ini.

Fixed Income

Fixed Income dibagi lagi menjadi beberapa bagian:

Lolos ke Fase Grup: Setiap tim yang lolos ke fase grup otomatis mendapatkan 8.6m sehingga masing-masing dari Juve, Napoli dan Milan meraih uang sejumlah tersebut.Pertandingan Grup: Di grup, setiap kemenangan diberi hadiah 1m dan setiap main imbang 500k sehingga: Juve: 1 menang dan 3 seri = (1 x 1m) + (3 x 500k) = 2.5mNapoli: 4 menang = 4 x 1m = 4mMilan: 2 menang dan 3 seri = (2 x 1m) + (3 x 500k) = 3.5mLolos ke Babak 16 besar: Karena Juve dan Napoli gagal, hanya Milan yang mendapat pemasukan ini dan sebesar 3.5m.

Maka total pendapatan fixed income mereka adalah:

Juve: 8.6m + 2.5m = 11.1mNapoli: 8.6m + 4m = 12.6mMilan: 8.6m + 3.5m + 3.5m = 15.6m

Angka pendapatan Juve dan Napoli ini sudah pasti dan tidak akan berubah lagi. Angka Milan juga pasti apabila gagal maju ke babak perdelapan final. Apabila berhasil melaju, maka pendapatan akan bertambah.

Market Pool

(Metode perhitungan market pool ini bersumber dari twitter Tarek Khatib, yang berkomunikasi dengan Umberto Gandini, salah satu direktur AC Milan).

Market pool adalah uang pemasukan yang berasal dari hak siar TV CL. Angka ini pertama-tama dibagi ke masing-masing liga dan kemudian untuk klub. Angka untuk setiap liga berbeda-beda, tergantung dari rating dan perhitungan-perhitungan lainnya. Untuk Musim 2013/14 ini, pemasukan market pool untuk tim-tim Italia di CL diperkirakan berada di angka 80m.

Pendapatan market pool dibagi menjadi dua, yaitu peringkat di liga dan jumlah pertandingan:

50% dari 80m ini, atau 40m, dibagi berdasarkan peringkat tim-tim Serie A musim 2012/13 lalu. Juve, sebagai juara, mendapat 45% atau sebesar 18m,Napoli, sebagai runners-up, mendapat 35% atau 14m,dan terakhir Milan, sebagai peringkat ketiga, memperoleh 20% atau 8m.50%, atau 40m, sisanya dibagi berdasarkan jumlah pertandingan ketiga tim tersebut di CL. Dengan asumsi Milan akan tersisih di babak 16 besar, maka Juve bermain di enam pertandingan, Napoli enam, dan Milan delapan. Total 20 pertandingan. Perhitungannya adalah sebagai berikut: Juve: 6/20 x 40m = 12mNapoli: 6/20 x 40m = 12mMilan: 8/20 x 40m = 16m

Maka perkiraan total pendapatan market pool mereka adalah:

Juve: 18m + 12m = 30mNapoli: 14m + 12m = 26mMilan: 8m + 16m = 24m

***

Dengan demikian, apabila Milan tersisih di babak 16 besar, maka total pendapatan tim-tim Italia dari CL adalah:

Juve: 11.1m + 30m = 41.1mNapoli: 12.6m + 26m = 38.6mMilan: 15.6m + 24m = 39.6m

Dan angka ini masih belum termasuk gate receipts, pendapatan dari penjualan tiket saat tim-tim tersebut melakukan pertandingan kandang. Musim ini, Juve telah mendapat gate receipts €1.744.018 (vs. Galatasaray), 2.585.166 (vs. Real Madrid) dan €1.416.968 (vs. Copenhagen) dengan total €5.746.152.

Jadi Signora1897 ers, dari angka-angka tersebut di atas, dapat dimengerti mengapa setiap tim top Italia berlomba untuk mencapai posisi tiga besar setiap tahunnya. Sungguh pemasukan yang luar biasa dan akan sangat membantu tim untuk kompetitif baik di Serie A ataupun Eropa.

***

Europa_League_CupMusim 2012/13 lalu, pendapatan Juve dari CL adalah 65.3m sehingga dengan tersisihnya Juve di fase grup, dibanding musim lalu Juve kehilangan pendapatan sebesar 65.3m - 41.1m = 24.2m.

Tetapi, pendapatan Juve dari Eropa tidak akan berhenti di angka tersebut. Apabila berhasil menjuarai EL, Juve berpotensi meraih pendapatan hingga 11-12m (7m dari fixed income, 4-5m dari market pool) dan menekan kemunduran pendapatan ke sekitar 12m dibanding musim lalu.

So, Juve, fino alla fine! Win the Europa League!!!

______________________________________________________________________________________

“I didn’t choose Juve. Juve chose me.” @dwicarta is just an ordinary guy who happens to bleed black-and-white since Roby Baggio wreaked havoc in 1990 World Cup in Italy. When time permits, he’d like to spend it on hoops and one of his passions: writing. One day he stumbled into juventus.theoffside.com and now here he is: doing his passion on his passion.


View the original article here

[Daily News 19/12/13] Avanti a Coppa!

Juventus memastikan diri melaju ke perempatfinal Coppa Italia setelah mengalahkan tim tamu Avellino dengan skor 3-0. Pertandingan ini menjadi kesempatan bagi pelatih Antonio Conte untuk memainkan para personel Juve yang lebih jarang diturunkan sebelumnya musim ini. Marco Storari turun dibawah gawang, sementara Martin Caceres, Angelo Ogbonna dan Federico Peluso berdiri di lini pertahanan di depan Storari. Turun sejak awal di sisi sayap adalah Marco Motta dan Paolo De Ceglie. Claudio Marchisio dan Kwadwo Asamoah menjadi dua nama tim pertama yang turun malam tadi, ditemani oleh Simone Padoin di sektor tengah. Sementara itu, Sebastian Giovinco dan Fabio Quagliarella memimpin serangan Sang Nyonya Tua di depan.

Baru 6 menit pertandingan berjalan, Juventus langsung membuka skor melalui Giovinco. Menerima bola pendek dari Quagliarella sedikit di dalam kotak penalti lawan, Giovinco menghentikan bola dan kemudian melakukan gerakan setengah langkah sebelum melepas bola melengkung ke tiang jauh gawang Giuseppe Di Masi. Sebuah gol indah, yang mengingatkan akan keindahan gol alla Del Piero.

Tak lama berselang, tepatnya di menit 16, Giovinco menjadi pemberi umpan bagi gol kedua Juventus. Dari situasi bola mati di sisi kiri pertahanan, Giovinco mengirim freekick ke jantung pertahanan Avellino. Martin Caceres yang tak terjaga menyambar bola dan melesakkannya ke pojok atas gawang lawan. Ini adalah gol pertama Caceres musim ini.

Di menit 30, Avellino hampir saja menipiskan skor. Davide Zappacosta melepaskan umpan silang ke tiang jauh yang disundul Luigi Castaldo, dan beruntung sundulannya dari posisi yang baik hanya menemui sisi luar jala gawang. Tak lama berselang, Juve mendapatkan gol ketiga mereka. Lagi-lagi freekick Giovinco, kali ini dari sisi kanan pertahanan lawan, menjadi pembuka gol. Kali ini Giovinco melepas freekick yang tidak terlalu tinggi ke tiang dekat. Secara tak terduga Quagliarella menyambar umpan ini dengan sundulan ke tiang dekat, yang tidak mampu ditahan oleh kiper De Masi. 3-0.

Di babak kedua, pertandingan tetap berjalan searah. Quagliarella melepas freekick berbahaya di menit 58, tapi sayang tembakannya ke pojok atas  gawang masih bisa ditahan De Masi. Tak lama berselang, De Masi kembali menyelamatkan gawang dari sundulan Marco Motta dari jarak dekat.

Di dua puluh menit terakhir pertandingan, Conte mulai memasukkan para pemain pengganti. Yang pertama adalah Ouasim Bouy, menggantikan  Asamoah dan langung bertukar peran dengan Marchisio sebagai pengatur serangan. Di menit 80, Conte membuat dua pergantian: Stephan Lichtsteiner menggantikan Motta, dan Simone Pepe menggantikan Giovinco. Masuknya Pepe mendapat applause luar biasa dari 17,716 suporter yang hadir di Juventus Stadium. Nama terakhir sudah lebih dari satu tahun tidak mencicipi pertandingan resmi karena berkali-kali mengalami cedera.

Akhirnya skor 3-0 tidak berubah hingga akhir pertandingan. Satu catatan baik dari partai ini adalah indah rivalitas antara pendukung tuan rumah dan sekitar 1,400 fans tamu. Kedua tim saling berlomba mengeluarkan nyanyian-nyanyian yang mendukung kedua tim tanpa menghina tim lain. Puncaknya, ketika suporter Juve meneriakkan “Avellino kalian akan segera kembali ke Serie A!”, dan suporter Avellino sebagai rasa hormat menyanyikan beberapa cori Juventus. Bellissimo!

Catatan: Hubungan antara supporter Juve dan Avellino memang cukup baik karena Avellino adalah salah satu “sarang” Juventini di Italia. Dan sebagai tambahan, hal inilah yang memancing kemarahan Fiorentina kala final UEFA Cup 1990, UEFA memindahkan partai kandang Fiorentina (yang dihukum karena kerusuhan saat semifinal melawan Werder Bremen) justru ke Avellino.

Di babak selanjutnya, Juventus akan bertemu pemenang antara Roma dan Sampdoria, yang baru akan dimainkan pada 9 Januari mendatang.

Menurut statistik, pemain-pemain Juve yang menonjol adalah Caceres, yang menyelesaikan 91 umpan yang akurat; Giovinco yang membuat lima peluang; dan Quagliarella, yang menciptakan empat tendangan ke arah gawang. Kebetulan, ketiganya juga masing-masing mencetak satu gol. Selain itu, dengan golnya ini, Quagliarella menjadi satu-satunya pemain Juve yang mencetak gol di tiga kejuaraan musim ini: Serie A, Champions League dan Coppa Italia.

FT: Juventus 3-0 Avellino (Juv: 7' Giovinco, 16' Caceres, 35' Quagliarella)

Juventus (3-5-2): Storari; Caceres, Ogbonna, Peluso; Motta (82' Lichtsteiner), Padoin, Marchisio, Asamoah (68' Bouy), De Ceglie; Quagliarella, Giovinco (82' Pepe)

Avellino (3-5-2): Di Masi; Izzo, Peccarisi, Pisacane; Zappacosta, D’Angelo, Togni (46' Schiavon), Arini (71' Angiulli), Millesi; Herrera, Castaldo (55' Galabinov)

Quagliarella: Different Team, Same Result

Fabio Quagliarella menjadi pemain pertama yang mencetak gol di semua kompetisi yang diikuti Juventus musim ini setelah gol penutup dalam partai Juventus-Avellino semalam. Dalam wawancaranya setelah pertandingan, Quagliarella mengungkapkan kemenangan ini adalah berkat persiapan keras seluruh skuad yang kendati menghadapi tim berbeda kasta, tetap menjalaninya dengan profesionalisme tinggi.

“Kami sangat senang. Kemenangan ini milik sebuah grup yang selalu berlatih baik dan keras, dan mengikuti instruksi yang diberikan oleh bos (Antonio Conte). Para pemain (yang diturunkan) berubah, tetapi hasil yang dicapai masih sama. Saya senang atas gol saya. Selalu memuaskan apabila anda bermain baik dan membuat hasil ketika diturunkan oleh pelatih.

Tim tamu bermain dengan dukungan suporter mereka yang luar biasa sepanjang pertandingan. Sangat luar biasa bila hal ini bisa terus terjadi, melihat dua grup suporter berlomba-lomba satu sama lain. Ini adalah momen yang hebat.”

Pepe: The Nightmare Is Over

Si anak hilang, Simone Pepe tidak mampu menyembunyikan kegembiraannya setelah bermain dalam partai Coppa Italia malam tadi. Pepe sudah setahun lebih tidak bermain untuk Sang Nyonya Tua. Terakhir kali ia turun dalam skuad Antoino Conte, adalah 17 November 2012 melawan Lazio. Setelah menempuh jalan berliku proses rehabilitasi fisik dan psikologis, Pepe mengungkapkan rasa terima kasihnya atas sambutan luar biasa tifosi di Juventus Stadium.

“Saya melalui jalan yang panjang tetapi saya merasa bisa mengatakan bahwa mimpi buruk sudah berakhir. Otot saya sudah pulih. Sekarang saya perlu mengembalikan level kebugaran saya dan mencapai level rekan-rekan setim saya. Saya harus bekerja keras. Anda tidak dapat kembali secepat jentikan jari. Saya ingin secepatnya kembali menjadi salah satu pimpinan di lapangan.

Saya bukan seseorang yang emosional, tetapi saya harus mengakui saya merasakan hal itu ketika mendengar raungan para suporter malam ini. Mereka menulis kepada saya di Twitter, Facebook, setiap saat. Mereka selalu bertanya kabar saya, setiap hari. Dan untuk ini saya sangat bahagia, karena berarti saya memberikan sesuatu yang baik disini, dan saya masih ingin melakukan lebih banyak lagi hal baik di Juventus. Saya harus berterima kasih kepada mereka, juga kepada keluarga dan rekan-rekan satu tim yang terus mendukung saya selama ini.

Saya iri pada rekan-rekan saya! Saya menyaksikan setiap perjalanan. Saya rasa tim ini sudah berkembang sangat jauh sejak satu tahun terakhir, khususnya dari segi psikologis.Perjalanan masih panjang, tetapi kami bisa menikmati musim yang memuaskan. Juventus memiliki kapasitas untuk mencapainya.”

Conte: No To Media

Satu nama yang menolak untuk bertemu dengan media malam tadi adalah pelatih Juventus sendiri, Antonio Conte. Pelatih kelahiran Lecce ini menolak memberikan kata-kata pada wartawan sebagai bentuk kekecewaannya karena beberapa media menyeret kembali namanya dalam perkembangan kasus calcioscommesse. Skandal calciosommesse kembali menyeruak pada publik setelah dua eks-pemain Serie A, Gennaro Gattuso dan Cristian Brocchi dituduh terlibat pada kasus perjudian olahraga ini. Conte sendiri dinyatakan bersalah karena tidak melaporkan kegiatan perjudian ini ketika berada di Siena, sebuah tuduhan absurd yang direkayasa untuk mencemarkan nama baik seorang juara.

Beberapa hari lalu, Conte mengeluarkan statement atas diseretnya kembali namanya dalam kasus ini.

“Hari ini dengan mengejutkan dan mengecewakan, saya melihat beberapa media menulis kembali nama saya, dalam hal-hal yang melibatkan orang lain. Tidak ada yang baru atau relevan dari sudut pandang hukum. Saya sudah dihukum oleh pengadilan olahraga dan sudah menjalani hukuman yang menyakitkan. Saya akan melindungi diri saya sendiri di masa yang akan datang dari siapapun yang berusaha mengeksploitasi nama saya.”

Antonio Conte il nostro capitano!

Marotta: Pogba and Pirlo Contract Soon

General manager Juventus, Beppe Marotta mengungkapkan keyakinannya bahwa dua pemain Juventus, Andrea Pirlo dan Paul Pogba akan menandatangani kontrak baru bersama klub. Kendati hal ini belum direalisasikan sebelum break musim dingin, tetapi Marotta yakin kontrak baru bagi keduanya sudah dekat. Pirlo sendiri akan habis kontraknya pada musim panas mendatang, sementara Pogba akan diikat dengan kontrak baru untuk memagarinya dari ketertarikan klub-klub Eropa lain.

“Tidak akan ada ‘hadiah di bawah pohon’ berupa pengumuman kontrak baru (bagi Pirlo dan Pogba). Saya rasa tidak ada deal yang akan terjadi sebelum natal. Akan tetapi kami tetap tenang, karena ada hubungan yang sangat baik antara mereka dan klub. Mereka menganggap Juventus sebagai rumah mereka, habitat natural mereka, dan akan sulit bagi mereka untuk menemukan tempat lain yang lebih baik. Saya rasa kami akan menemui kesepakatan dalam waktu dekat.”

A Black and White Christmas!

__________________________________________________________________________________

Hit me @adityaregar and ask.fm/adityaregar

PS: Conte non si tocca, fuckers!


View the original article here

[Daily News 16/12/13] Juve dan Napoli Menang, Inter Milan Tersungkur

Signora1897 ers, dengan kemenangan 4-0 atas Sassuolo semalam, Juve membuktikan bahwa mereka bisa mengesampingkan kegagalan di Champions League (CL) dan semakin memantapkan posisi di puncak klasemen Serie A. Dengan pertandingan Milan-Roma baru dimainkan hari Senin, Juve sementara ini unggul enam poin dari pesaing terdekatnya Roma.

Gol-gol dari hattrick Carlos Tevez (15', 45' dan 68') dan Federico Peluso (28') menunjukkan dominasi Juve, yang menguasai bola 61% berbanding 39%. Jumlah delapan tembakan yang tepat mengarah ke gawang melawan kosong juga menunjukkan perbedaan kualitas permainan, dimana Kwadwo Asamoah dan Mauricio Isla merobek-robek kedua sayap Sassuolo.

Kemarin Asamoah diturunkan sebagai LCM, mengisi posisi Claudio Marchisio yang menjalani hukuman larangan main (karena akumulasi kartu kuning) dan ternyata, dribbling, akselerasi dan kecepatannya tidak dapat diantisipasi oleh Sassuolo. Memang pemain timnas Ghana ini masih melakukan beberapa kesalahan tetapi tercatat tiga peluang emas berhasil diraih Asamoah, satu diantaranya setelah dia melakukan gerakan cepat merubah arah dan menusuk masuk ke kotak penalti dan melewati dua pemain Sassuolo sekaligus. Akselerasi dan kecepatan inilah yang selama ini kurang dari trio starter reguler kita Arturo Vidal, Andrea Pirlo dan Paul Pogba.

Menurut penulis, Asamoah jauh lebih baik bermain di posisi aslinya yaitu LCM dan hanya karena Juve tidak memiliki LWB yang kompeten lah maka Asamoah ditempatkan disana. Mudah-mudahan penampilannya semalam membuat para petinggi Juve semakin yakin untuk mendatangkan seorang bek kiri yang baik, entah di winter atau summer mercato nanti.

Bila di sisi kiri-tengah ada Asamoah, maka di sisi kanan Isla juga menunjukkan permainan yang baik. Bila Asa menggunakan dribbling, akselerasi dan kecepatannya, maka Isla menggunakan crossing-crossingnya yang ampuh. Tercatat dia melakukan delapan crossing dan empat diantaranya akurat. Satu menjadi assist (seharusnya dua apabila Asa tidak gagal menyarangkan bola ke gawang kosong).

Makin lama Isla makin menunjukkan peningkatan di posisi RWB, terutama permainan menyerangnya. Berikutnya, pemain timnas Chile ini harus dapat membuktikan diri saat Juve melawan tim-tim tangguh dimana dia harus dapat bermain sama baiknya dalam menyerang dan bertahan.

***

Segera setelah pertandingan Juve-Sassuolo, dua tim yang tidak disukai kebanyakan Juventini, Napoli dan Inter Milan, saling berhadapan. Ini adalah pertandingan antara dua tim yang sama-sama baik dalam menyerang tetapi juga sama buruk dalam bertahan dan terbukti, Napoli mengalahkan Inter Milan dengan skor 4-2 melalui gol-gol Gonzalo Higuain (9'), Dries Mertens (39'), Blerim Dzemaili (41') dan Jose Callejon (81'). Sementara Inter Milan membalas melalui Esteban Cambiasso (35') dan Yuto Nagatomo (45').

Skor bisa menjadi tambah besar kalau saja Goran Pandev, yang baru saja masuk, tidak merebut “jatah” penalti Insigne dan tidak gagal mengeksekusi tendangan penalti di menit ke-92.

Walau keduanya baik dalam menyerang, penulis terus terang berpendapat pertahanan yang rapuhlah yang menentukan skor besar ini. Tiga CB Inter Milan Hugo Campagnaro, Andrea Ranocchia dan Rolando tidak mempu mengatasi kecepatan Dzemaili, Mertens dan Lorenzo Insigne dan tiga dari empat gol Napoli berakar dari masalah ini. Dilain pihak, bek-bek Napoli juga gagal mengatasi pergerakan Fredy Guarin yang meng-create kedua gol Inter Milan.

Napoli_InterMilan_MazzarriSeperti biasa, seusai pertandingan pelatih Inter Milan Walter Mazzarri cenderung menyalahkan wasit, yang memberi dua kartu kuning kepada Ricky Alvarez, daripada permainan timnya atas kekalahan ini.

“There was a series of terrible mistakes that changed the game. When we were in control and 3-2 down, Alvarez was harshly sent off. The first card was harsh too, as he tripped up. I saw far worse challenges that were worthy of a card. I think with 11 men against 11 we could’ve got back on level terms.

“Perhaps Tagliavento is unlucky with us, as we’ve had two defeats all season and both were with Tagliavento making many mistakes. The other loss was against Roma with a non-existent penalty. We’re unlucky with him, it keeps happening to us. Maybe Tagliavento is just out of shape.”

Pemilik baru Inter Milan, Erick Thohir, juga memberi komentar yang sama:

“The red card killed the game. Mistakes are part of the sport, but it was not a red card and that changed the match.”

Sepertinya kedua orang penting Inter Milan ini cocok. Namun di belakang layar, siapa yang tau? Menarik untuk disaksikan perkembangan hubungan antara Thohir-Mazzarri di musim ini.

Tidak bisa dikatakan betapa bersyukurnya penulis bahwa Mazzarri gagal menjadi pelatih Juve. Di akhir musim 2010/11, setelah memecat Gigi Delneri, tim manajemen memiliki beberapa calon pelatih baru. Gosipnya, Pavel Nedved condong ke Roberto Mancini sedangkan Beppe Marotta menginginkan Mazzarri. Akhirnya presiden Andrea Agnelli mengambil keputusan untuk menunjuk Antonio Conte, setelah pelatih kita ini meminta bertemu langsung dengan sang presiden.

Memang seperti inilah Mazzarri. Pelatih yang baik tetapi dari sisi mentalitas, sepertinya kurang. Bahkan Antonio Cassano pernah berkata bahwa Mazzarri adalah pelatih yang sangat baik tetapi buruk dari segi personal/kepribadian.

***

Dengan partai Milan-Roma baru dimainkan Senin malam/Selasa pagi ini, berikut adalah klasemen sementara giornata ke-16:

Klasemen_Giornata16

Milan perlu menang untuk dapat naik ke peringkat kedelapan dan terus berusaha mengejar posisi lima besar untuk dapat bermain di Europa League (EL). Dilain pihak, Roma juga perlu mengejar kemenangan supaya tidak tertinggal lebih jauh dari Juve. Sungguh akan menjadi pertandingan yang menarik.

Dan ini adalah pertandingan-pertandingan penting di giornata ke-17, yang juga merupakan giornata terakhir Serie A tahun ini sebelum memasuki liburan musim dingin (waktu CET):

Cagliari – Napoli (Sabtu malam)Atalanta – Juventus (Minggu)Roma – Catania (Minggu)Inter Milan – Milan (Minggu malam)

***

Signora1897 ers, jangan lupa, hari ini ada undian CL dan EL yang menentukan siapa bertemu siapa. Undian CL akan dilaksanakan pukul 12.00 CET (atau 18.00 WIB) dan EL pada pukul 13.00 CET (atau 19.00 WIB).

Forza Juve!!!

______________________________________________________________________________________

“I didn’t choose Juve. Juve chose me.” @dwicarta is just an ordinary guy who happens to bleed black-and-white since Roby Baggio wreaked havoc in 1990 World Cup in Italy. When time permits, he’d like to spend it on hoops and one of his passions: writing. One day he stumbled into juventus.theoffside.com and now here he is: doing his passion on his passion.


View the original article here

[Daily News 14/12/13] Calon Lawan Juve di Europa League

Signora1897 ers, dengan selesainya fase grup Europa League (EL) Jum’at pagi kemarin, telah diketahui semua 32 tim yang akan berlaga di kompetisi ini. 32 tim ini akan dibagi menjadi dua bagian: seeded/unggulan dan unseeded/non-unggulan.

Setiap juara grup EL akan menjadi unggulan, demikian pula dengan empat tim peringkat ketiga teratas (dilihat dari akumulasi poin di grup) dari Champions League (CL) yaitu Napoli, Benfica, Shakhtar Donetsk, dan Basel.

Setiap runners-up grup EL akan menjadi non-unggulan, berikut dengan empat peringkat ketiga sisanya dari CL yaitu Ajax, Juventus, Porto dan Viktoria Plzen.

Dengan demikian, berikut adalah seluruh 32 tim EL, baik unggulan maupun non-unggulan, musim ini:

2013-14_Europa_League

Untuk round of 32, yang akan dimainkan tanggal 20 dan 27 Februari 2014, ada aturan sebagai berikut:

Tim dari grup yang sama, misalnya Valencia dan Swansea dari Grup A EL,  tidak dapat saling berhadapanTim dari asosiasi yang sama, misalnya sesama tim Italia, tidak dapat saling berhadapan

Sedangkan di round of 16, yang akan dimainkan tanggal 13 dan 20 Maret 2014, aturan-aturan tersebut di atas tidak berlaku lagi dan semua tim memiliki kemungkinan untuk saling berhadapan.

Undian untuk round of 32 dan round of 16 akan dilaksanakan hari Senin, 16 Desember 2013 pukul 13.00 CET di Nyon, Swiss.

Dari gambar di atas, dapat dilihat bahwa calon lawan Juve adalah salah satu dari:

Tottenham Hotspurs (Inggris)Sevilla (Spanyol)Valencia (Spanyol)Benfica (Portugal)Shakhtar Donetsk (Ukraina)Basel (Swiss)Lyon (Prancis)Trabzonspor (Turki)Eintracht Frankfurt (Jerman)Rubin Kazan (Rusia)AZ Alkmaar (Belanda)Genk (Belgia)Ludogorets (Bulgaria)Red Bull Salzburg (Austria)

Kecuali tiga tim terbawah, tidak ada lawan yang benar-benar lemah. Juve akan perlu bekerja keras tetapi apabila dilihat dari hasil-hasil pertandingan grup CL Juve, mereka bermain lebih baik saat melawan tim yang lebih baik pula sehingga sepertinya adalah hal yang baik Juve tidak menjadi unggulan. Selain itu, lawan yang lebih prestisius juga akan membawa gate receipts (pemasukan dari tiket stadion) yang lebih tinggi.

Apabila Juve lolos dari babak 32 besar dan 16 besar, undian akan kembali dilakukan untuk babak babak selanjutnya hingga ke babak semifinal.

***

Melihat tim-tim yang ada, sepertinya EL musim ini akan sangat menarik. Selain tim-tim top Italia Juve-Napoli-Fiorentina-Lazio, masih ada dua tim EPL Tottenham dan Swansea. Selain itu, Spanyol masih menyisakan tiga tim: Real Betis, Sevilla dan Valencia. Jerman diwakili Eintracht Frankfurt, Prancis masih ada Lyon, Belanda Ajax dan AZ Alkmaar dan tentu, dua tim kuat Portugal Porto dan Benfica. Dan terakhir, tidak ketinggalan dua tim Rusia Rubin Kazan dan Anzhi, yang dapat membuat kesulitan di kandang mereka.

Dengan separuh dari tim-tim EL ini datang dari liga-liga teratas Eropa, dapat dipastikan EL menjadi sangat panas musim ini dan Juve juga mendapat lawan yang tidak dapat mereka remehkan.

Ingat, Juve, final dilaksanakan di Juventus Stadium. Jangan sampai tim lain yang mengangkat piala di sana!

______________________________________________________________________________________

“I didn’t choose Juve. Juve chose me.” @dwicarta is just an ordinary guy who happens to bleed black-and-white since Roby Baggio wreaked havoc in 1990 World Cup in Italy. When time permits, he’d like to spend it on hoops and one of his passions: writing. One day he stumbled into juventus.theoffside.com and now here he is: doing his passion on his passion.


View the original article here

[Daily News 23/12/13] La Signora Ends The Year With A Bang!

Seperti perkiraan kami kemarin, Juventus menutup tahun 2013 dengan manis. Sang Nyonya Tua mengempaskan tuan rumah Atalanta dengan skor 4-1 di Stadio Atleti Azzurri d’Italia, Bergamo. Sempat mengimbangi Juve hingga istirahat, akhirnya tuan rumah tidak mampu menandingi superioritas I Bianconeri pada babak kedua. Juve juga menutup tahun ini dengan rataan poin Serie A tertinggi sepanjang sejarah. Sepanjang tahun kalender 2013, Juventus meraih rataan 2,405 poin/pertandingan. Ini mengalahkan rekor tahun 2005, ketika Juventus masih ditangani oleh Fabio Capello.

Setelah mengistirahatkan mayoritas pemain utama mereka pada pertandingan Coppa Italia kontra Avellino pertengahan minggu lalu, Antonio Conte mampu menurunkan kekuatan utama, minus Andrea Pirlo yang cedera. Juventus unggul cepat di menit ke-6 melalui Carlos Tevez. Memenangi bola liar umpan Arturo Vidal yang gagal, Tevez dengan apik menahan bola dari dua pemain bertahan Atalanta di luat kotak penalti Juve, sebelum melepas tendangan keras sambil memutar badannya. Bola meluncur deras ke tiang jauh tanpa mampu ditahan kiper Andrea Consigli. Gol nomor 11 bagi Tevez musim ini di Serie A. Tetapi Juve yang berada di atas angin justru harus kecolongan dari Atalanta, yang membuktikan bahwa mereka sebagai tuan rumah tidak tinggal diam atas hentakan sang tamu. Dari sebuah follow up eksekusi tendangan penjuru, Giacomo Bonaventura mampus mengecoh Paul Pogba dan mengirimkan bola kepada Maxi Moralez, yang menembak dengan kaki kiri dan menaklukkan Gigi Buffon. Gol pertama yang bersarang ke gawang Buffon dalam 9 partai Serie A.

Babak pertama kemudian berlangsung sangat ketat dan cukup seimbang. Kedua tim sama-sama memberikan tekanan pada lawan, walaupun Juventus lah yang memiliki beberapa peluang berbahaya untuk mencetak gol. Atalanta mendapat peluang emas melalui Carlos Carmona yang melepas tendangan spekulasi dari jarak 35 meter tapi hanya melesat ke samping tiang gawang Buffon. Crossing Arturo Vidal yang disambut oleh tendangan first time Pogba yang hanya menerpa mistar (walaupun kemudian wasit meniup peluit karena Pogba dianggap melanggar pemain lawan), kemudian peluang one-on-one Tevez setelah mendapat umpan terobosan dari Pogba yang kemudian digagalkan oleh penyelamatan gemilang Consigli. Juventus kesulitan dalam menemukan peluang bersih di sisa babak pertama, dan akhirnya skor 1-1 tidak berubah hingga turun minum.

Setelah jeda, Juve langsung menggebrak. Pogba yang bermain kurang baik di babak pertama menjadi pemecah kebuntuan Juve. Fernando Llorente menyontek bola crossing Kwadwo Asamoah kepada Pogba yang menyelesaikan dengan kaki kiri ke tiang jauh. 2-1. Tak lama berselang, Pogba juga berpeluang menambah pundi gol tetapi tendangannya menyamping dari gawang. Fernando Llorente yang sebelumnya tidak mendapat peluang berarti menambah keran gol Juventus. Mendapat umpan terobosan dari Giorgio Chiellini, ia mengecoh Giulio Migliaccio sebelum menyelesaikan peluang dengan indah ke tiang jauh. Arturo Vidal menggenapi skor akhir 4-1 setelah ia menyambut umpan rendah Stephan Lichtsteiner dari sayap kanan.

Hasil akhir ini menjaga Juventus tetap berada 5 poin dari posisi runner up Roma, yang disaat bersamaan menaklukkan Catania dengan skor 4-0. Juventus dan Roma akan membuka tahun yang baru dengan saling berhadapan pada 6 Januari mendatang. Jika mampu setidaknya menahan imbang Roma, maka dipastikan Juventus akan mendapat gelar tak resmi Campione d’Invierno atau Juara Musim Dingin.

(Note: Titel Campione d’Invierno baru diberikan setelah Serie A melalui 19 pertandingan, atau melewati fase andata, dan bukan sebelum winter break)

Match Highlights

Highlights With Claudio Zuliani Commentary

Serie A Update

Klasemen sementara Serie A setelah giornata 17 Klasemen sementara Serie A setelah giornata 17

Seperti yang sudah diduga, Roma tetap menempel Juventus setelah tanpa kesulitan menaklukkan juru kunci Catania dengan skor 4-0. Mehdi Benatia, bek tengah Roma menjadi bintang kemenangan dengan dua golnya. Michael Bradley dan Mattia Destro mencetak dua gol lainnya. Ini juga menjadi bekal bagi Roma sebelum pertemuan mereka dengan Juventus 6 Januari mendatang. +5

Sehari sebelumnya peringkat tiga Napoli kehilangan poin setelah ditahan imbang tuan rumah Cagliari 1-1. Cagliari bahkan unggul lebih dulu melalui sontekan Nene sebelum Gonzalo Higuain menyamakan kedudukan 10 menit berselang melalui titik penalti. +10

Alih-alih mengejar Roma, Napoli sendiri sekarang semakin ditempel oleh Fiorentina, yang semalam mengalahkan tuan rumah Sassuolo dengan skor 1-0. Kini jarak antara Napoli dan Fiorentina hanya berjarak 3 poin. Giuseppe Rossi mencetak satu-satunya gol dalam pertandingan ini di penghujung pertandingan, gol ke-14 Rossi di Serie A musim ini. +13

Lazio secara mengejutkan ditumbangkan oleh Hellas Verona dengan skor telak 4-1. Verona unggul cepat setelah Luca Toni membuka skor sebelum disamakan di 10 menit terakhir babak pertama oleh Lucas Biglia. Wonderkid Juan Iturbe membuat skor 2-1 dengan sebuah freekick indah, sebelum Romulo menambahakn keunggulan dan Luca Toni mencetak gol keduanya untuk menutup skor. Lazio sekarang berada di posisi 9 dengan raihan 20 poin. Kabar berhembus dari ibukota bahwa Vladimir Petkovic akan segera dipecat dari kursi kepelatihan dan digantikan oleh eks-pelatih Lazio, Edy Reja. +26

Milan kalah (lagi) dalam Derby della Merda oleh, siapa lagi yang paling merda, ya Merda dengan skor 1-0. Nothing special. +15 dan +27

Marchisio: Europe Failure Pumped The Team

Claudio Marchisio mendapatkan giliran untuk bertemu dengan awak media pasca kemenangan Juventus semalam. Ia menggantikan pelatih Antonio Conte yang masih menolak berjumpa dengan pers Italia. Marchisio sendiri mengungkapkan bahwa kegagalan mereka melaju di Champions League masih memberkas bagi tim, dan ini memompa mereka untuk menjaga jarak dengan Roma. Ia juga menyebutkan vitalnya peran Pirlo, yang tempatnya ia gantikan dalam beberapa pertandingan terakhir.

“Akan lebih baik jika kami bisa lolos (ke fase knock out) Champions League. Wajar jika kegagalan ini masih terasa menyakitkan bagi kami. Tapi yang terpenting sekarang adalah kami menutup tahun 2013 dengan baik. Setelah kegagalan itu kami berbuat baik untuk menjaga jarak dengan Roma. an sekarang kami akan menggunakan waktu liburan dengan sebaik mungkin untuk mempersiapkan diri sebelum pertandingan melawan Roma.

 Di setiap musim saya bermain di berbagai posisi di tengah. Saya sudah terbiasa dengan hal ini. Kami terbiasa melihat Andrea (Pirlo) di posisi itu dan tidak ada yang seperti dirinya di dunia sepakbola. Tidak ada yang mampu bergerak seperti dirinya di posisi ini (di depan pertahanan). Ia tidak dapat ditiru. Tentu saja kami berupaya melakukan yang terbaik yang kami bisa, dan hari ini kami mampu memberikan penampilan yang baik di lapangan yang biasanya susah kami menangi.

Kami lengah ketika sudah unggul 1-0. Kami memberikan mereka ruang untuk membahayakan kami, khususnya di sisi sayap dengan Bonaventura dan Raimondi. Dan dari situlah mereka mencetak gol. Gol Pogba di awal babak kedua sangat penting. Kami juga menjaga agar kelengahan ini tidak terjadi lagi setelah gol kedua. Akhirnya kami bisa menutup pertandingan dengan keunggulan.

Saya sedikit kehilangan momen-momen mencetak gol bagi tim ini, karena saya terbiasa mencetak gol-gol dalam beberapa musim terakhir. Tidak ada yang berubah di lapangan, bahkan Paul (Pogba) dan Arturo (Vidal) mencetak gol secara rutin. Memang Vucinic dan Llorente tipe pemain yang berbeda. Vucinic memberikan ruang dan assist bagi rekan-rekan setimnya, sementara Llorente adalah seorang penyerang ulung yang menusuk jauh ke kotak penalti. Akan tetapi, kemenangan tim lah yang lebih berarti daripada pencapaian individu. Dan sekarang kami 5 poin di atas AS Roma.”

Llorente: A Good Win Ahead of Roma Clash

Fernando Llorente mencetak gol ke-5 nya di Serie malam tadi, sebuah hadiah Natal bukan hanya bagi para suporter I Bianconeri yang hadir di Bergamo, tapi tifosi di seluruh dunia. Dijumpai di mixed zone, Llorente mengungkapkan beratnya memecah kebuntuan melawan Atalanta.

“Pertandingan yang berat, karena Atalanta adalah tim yang sangat kuat, khususnya karena mereka bertindak sebagai tuan rumah. Tetapi kami tetap pada rencana permainan kami. Dan sekarang kami bisa menikmati liburan singkat ini untuk mempersiapkan diri kami sebaik mungkin menjelang laga kontra Roma.

Saya semakin berkembang dan bahagia bisa bermain untuk sebuah tim yang hebat di Juventus. Semua orang bekerja keras untuk satu sama lain dan saling membantu dengan rekan tim lainnnya.”

Marotta: Conte Leads The Team To Win

Giuseppe Marotta mengungkapkan kegembiraannya setelah kemenangan 4-1 atas Atalanta di Bergamo. Marotta yang menyaksikan pertandingan dari tribun mengungkapkan pentingnya memiliki mentalitas dan perilaku yang tepat untuk mempertahankan posisi tim dari kejaran tim-tim lain dalam lomba menuju Scudetto.

“Kami tidak boleh memikirkan keunggulan yang kami miliki di puncak klasemen. Kami justru harus fokus untuk terus menang dan menjaga stabilitas grup, sesuatu yang membuat kami bisa menatap masa depan dengan rasa optimis.

Sayang sekali clean sheet Buffon harus terhenti, tetapi pujian harus diberikan kepada Atalanta yang bermain baik untuk merespon gol pembuka Tevez. Akan tetapi kemudian Juventus bermain baik dan mendapatkan tiga poin yang mereka pantas dapatkan.

Menurut saya salah satu tugas klub adalah membantu pelatih (Antonio Conte), memberikan dirinya ketenangan sejauh kami bisa. Ia terpukul karena setiap kali berita mengenai scommesse disebutkan, namanya diseret-seret kembali, kendati ia sudah membayar harga yang sebetulnya tidak pantas ia dapatkan. Conte tidak ingin menjawab pertanyaan yang terus berulang mengenai sesuatu yang sudah ia lupakan jauh di belakang, dan keputusannya untuk tidak berbicara (pada pers) harus dihormati.

Tim ini dibangun untuk meraih kemenangan dan setiap tahunnya kami menambah kekuatan kami. Keadaan sempat sulit pada awal musim. Beberapa pemain kami kelelahan setelah kembali dari tugas internasional mereka. Persiapan yang dijalani tim sangat berat. Llorente sudah lama tidak bermain secara rutin dan Tevez perlu waktu untuk kembali ke performa terbaik. Tapi tim merespon dengan brilian, tentunya di bawah tangan Antonio Conte, sebuah pelatih yang tidak hanya hebat secara taktik dan teknis, tapi juga tahu bagaimana mengeluarkan determinasi dan hasrat kemenangan dari para pemainnya.”

Marotta juga merespon pada beberapa rumor kepindahan pemain baik dari maupun ke Juventus.

“Mirko (Vucinic) masih dalam tahap penyembuhan dari cedera lutut. Jika siapa pun ingin pergi maka mereka akan diizinkan untuk pergi, tetapi kami belum mendengar siapapun mengungkapkan keinginan seperti ini. Nainggolan adalah pemain yang hebat dan bukan kebetulan ia adalah seorang pemain yang ideal bagi filosofi Antonio Conte di Juventus. Kami memiliki hubungan yang baik dengan Cagliari, jadi kita lihat saja apa yang akan terjadi. Apakah kedatangannya berarti Arturo Vidal akan dijual? Tidak. Setidaknya sampai musim ini berakhir, tidak ada nama-nama yang akan pergi.”

Primavera Advance To Coppa Semifinal

Tim primavera Juventus juga menutup tahun 2013 dengan mengamankan tiket semifinal Coppa Italia Primavera setelah memenangi laga dengan rival sekota Torino 2-1.

Tim asuhan Andrea Zanchetta ini mengamankan kemenangan melalui gol-gol dari kapten Pol Garcia Tena dan juga Luca Barlocco di babak pertama. Mereka akan berjumpa dengan Fiorentina pada semifinal yang akan digelar dalam dua leg. Juventus Primavera tentunya akan berusaha mempertahankan gelar Coppa Italia yang mereka dapatkan akhir musim lalu setelah mengalahkan Napoli di final.

__________________________________________________________________________________

Hit me @adityaregar and ask.fm/adityaregar

PS: Alone at the top, +5…


View the original article here

[Daily News 13/12/13] Champions League vs Europa League: Rugi Berapa?

You Are Here: Home » - Daily News -, All Articles » [Daily News 13/12/13] Champions League vs Europa League: Rugi Berapa?

juventusajax_europa_leagueSignora1897 ers, dengan menempati posisi ketiga grup B, Juve terlempar keluar dari Champions League (CL) dan masuk ke dalam Europa League (EL). Kasta kelas dua, memang, tetapi apakah partisipasi kita di EL harus disia-siakan?

Tentu tidak. Pertama, Juve selalu berusaha memenangkan kejuaraan yang diikutinya, sebesar atau sekecil apapun itu. Sebelum Juve menjuarai Champions Cup 1996 (vs. Ajax Amsterdam) dan menjadi runners-up di tahun 1997 (vs. Borussia Dortmund) dan 1998 (vs. Real Madrid), Juve merajalela di UEFA Cup (cikal bakal Europa League) dan menjadi juara di tahun 1990 (vs. Fiorentina), 1993 (vs. Borussia Dortmund), dan runners-up 1995 (vs. Parma). Di UEFA Cup lah Juve “besar” sebelum menjadi tip top di CL.

Walau Serie A menjadi prioritas untuk mengejar scudetto ke-32 dan gelar tiga kali berturut-turut, EL (dan Coppa Italia) kemungkinan besar tidak akan “dibuang” begitu saja. Antonio Conte juga sepertinya bukan tipe pelatih yang berpandangan seperti itu.

Alasan yang kedua, yang mungkin lebih penting, adalah dari sisi finansial.

Sepakbola sekarang ini, sepakbola modern, telah menjadi bisnis yang mendunia dan kekuatan finansial sering berjalan seiring dengan kesuksesan. Tidak selalu, tetapi sering. Tidak terkecuali dengan Juve. Dibawah pimpinan keluarga Agnelli, Juve tetap adalah tim yang memiliki dan menghormati sejarah yang kuat tetapi sisi keuangan yang sehat mutlak diperlukan.

Nah, dengan kedua alasan di atas, penulis yakin presiden Andrea Agnelli akan menginstruksikan Conte dan para pemain untuk berusaha keras memenangkan EL.

***

Sekarang mari kita lihat lebih jauh lagi mengenai sisi finansial terlemparnya Juve dari CL dan masuk ke EL. Ada tiga bagian penting yang harus dilihat:

Fixed Income (plus performance)Market Pool (TV money)Gate Receipts (pendapatan tiket masuk stadion)

Pertama-tama, fixed income. Ini adalah pendapatan tetap yang didapat dari partisipasi dan hasil pertandingan. Berikut perbandingan musim 2012/13 dan musim 2013/14:

CL_vs_EL_FixedIncome

(Picture by @Adz77)

Musim 2012/13, Juve memperoleh 22.5m dari fixed income sedangkan musim ini hanya 11.1m. Nah, sekarang mari kita berandai-andai. Final EL 2013/14 akan dilaksanakan di Juventus Stadium dan apabila Juve berhasil menjadi juara di sana, Juve akan memperoleh fixed income 8.8m. Maka total kerugian fixed income Juve hanyalah sebesar 22.5m – (11.1m + 8.8m) = 2.6m.

Kedua, market pool atau pendapatan dari TV. Pendapatan market pool Juve di musim 2013/14 adalah 44.8m. Angka ini didapat dari total market pool Italia sebesar 81m yang dibagi ke hanya dua tim, Juve dan Milan (juara liga mendapat persentase lebih besar), karena peringkat ketiga musim 2011/12 Udinese tumbang sebelum memasuki fase grup.

Musim ini, 81m tersebut akan dibagi tiga antara Juve-Napoli-Milan. Dengan Juve menjadi juara Liga Italia musim 2012/13 dan Milan mencapai babak 16 besar CL 2013/14, kemungkinan pendapatan market pool CL yang akan didapat Juve berkisar di angka 27m, atau diantara 25-30m (sumber: tifosobilanciato.it).

Nah, itu angka market pool CL. Dengan memasuki EL, tentu Juve juga akan mendapatkan market pool EL dan dengan asumsi Juve menjuarai EL, maka pendapatan market pool EL adalah sekitar 4.2m (sumber: tifosobilanciato.it).

Dengan asumsi di atas, maka perkiraan kerugian market pool Juve adalah 44.8m – (27m + 4.2m) = 13.6m.

Ketiga dan terakhir, gate receipts atau pemasukan dari tiket stadion. Karena di musim 2012/13 dan 2013/14 ini Juve sama-sama memainkan tiga partai kandang di fase grup, maka gate receipts partai kandang fase grup tidak perlu kita hitung. Yang akan kita bandingkan adalah gate receipts Juve-Celtic dan Juve-Bayern di musim 2012/13 dan gate receipts EL musim 2013/14 apabila Juve melaju hingga final.

Musim 2012/13, pendapatan gate receipts Juve-Celtic adalah €2.195.387 dan Juve-Bayern €2.550.927 maka total adalah €4.746.314.

Musim 2013/14, apabila Juve mencapai final EL, maka perkiraan gate receipts adalah sebagai berikut (sumber: tifosobilanciato.it):

Round of 32: 1mRound of 16: 1.25mQuarterfinals: 1.5mSemifinals: 1.75mFinal: 2m (prediksi pribadi penulis)

Dengan asumsi angka-angka tersebut, maka prediksi gate receipts EL Juve adalah 7.5m. Bila kita bandingkan, apabila mencapai final EL, maka Juve akan meraih keuntungan gate receipts sebesar 7.5m – 4.75m = 2.75m dibandingkan dengan musim lalu.

Nah, apabila kita jumlahkan ketiga faktor finansial tersebut dan kita bandingkan antara musim lalu dan sekarang dengan memakai asumsi-asumsi yang ada, maka perkiraan total kerugian Juve dari kancah Eropa (dibanding musim lalu) ini adalah:

Menjuarai EL ternyata masih berpenghasilan lebih sedikit dibandingkan dengan melaju hingga babak perempatfinal CL. Jadi bisa dimengerti, mengapa Juve (dan tim-tim Eropa) sangat mengejar CL. Pendapatan dari EL jauh lebih kecil.

Namun Signora1897 ers, apa yang terjadi apabila Juve tidak mempedulikan EL? Pendapatan dari fixed income (8.8m), market pool (4.2m) dan gate receipts (7.5m) yang mencapai 20.5m juga sebagian besar akan hilang sehingga kerugian Juve akan mencapai hingga 30m!

Pilih mana? Rugi 13.5m atau 30m?

***

Selain faktor sejarah (vincere… dan fino alla fine) dan pemasukan, ada lagi satu faktor yang cukup penting: koefisien. Koefisien akan menentukan seeding/unggulan Champions League setiap tahunnya dan tentu, semakin tinggi koefisien semakin baik karena akan mendapatkan lawan grup yang sedikit lebih lemah sehingga (teorinya), peluang lolos dari grup bertambah besar.

Walau dari sisi pendapatan “jomplang”, UEFA menyama-ratakan koefisien CL dan EL. Sebagai contoh Chelsea. Sama seperti Juve, Chelsea gagal lolos dari grup CL 2012/13 akan tetapi berhasil menjuarai EL 2012/13. Dari koefisien, Chelsea menempati peringkat ketiga, hanya dibawah Bayern dan Dortmund para finalis CL, sedangkan Juve yang melaju hingga ke perempatfinal CL hanya menempati peringkat kedelapan.

Jadi Signora1897 ers, memang Serie A lebih penting tetapi dengan alasan-alasan di atas, berprestasi baik di EL akan sangat penting bagi masa depan Juve, belum lagi dari sisi pembentukan karakter tim.

(Dan jangan lupa, juara EL akan menghadapi juara CL di UEFA Super Cup. Pertandingan ini tentu penting bagi perkembangan Juve, belum lagi memiliki kesempatan untuk menambah Piala.)

Semoga dengan turun “kasta” ini, para pemain dan pelatih menjadi semakin terlecut untuk memperbaiki diri dan semoga, semoga, tahun depan kita dapat melihat balik dan menyebut peristiwa ini sebagai blessing in disguise, dimana suatu kegagalan dijadikan landasan untuk meraih kesuksesan. Semoga.

Ieri… Oggi… Domani… Sempre Juve!!!

______________________________________________________________________________________

“I didn’t choose Juve. Juve chose me.” @dwicarta is just an ordinary guy who happens to bleed black-and-white since Roby Baggio wreaked havoc in 1990 World Cup in Italy. When time permits, he’d like to spend it on hoops and one of his passions: writing. One day he stumbled into juventus.theoffside.com and now here he is: doing his passion on his passion.


View the original article here

[Daily News 12/12/13] Pil Pahit Gugur di Eropa Bagi Juve

Pil pahit harus ditelan Juventus kala mereka gugur dari Champions League tadi malam. Juventus kalah dari tuan rumah Galatasaray dengan skor 1-0. Wesley Sneijder mencetak satu-satunya gol ketika pertandingan memasuk menit 85. Hasil akhir ini membuat Galatasaray melompati Juventus di posisi ke-2 dan menemani Real Madrid lolos dari grup B.

Kontroversi terjadi ketika pada hari Selasa malam, pertandingan dihentikan pada menit ke-30 akibat cuaca yang sangat buruk. Salju tidak berhenti turun di Istanbul dan tentu saja mempengaruhi stadion Turk Telekom/Ali Sami Yen yang tidak dilengkapi oleh rectractable roof dan pemanas lapangan. Pertandingan dimulai kembali pada hari Rabu, pukul 14.00 waktu setempat dan dimulai sejak menit 31. Kedua tim memainkan lineup yang sama dengan sehari sebelumnya dan Pedro Proenca melanjutkan kembali pertandingan. Juventus hanya membutuhkan hasil seri untuk lolos, sementara Galatasaray harus menang untuk memastikan kualifikasi.

Tidak banyak kesempatan yang terjadi di sisa babak pertama. Kedua tim masih kesulitan mengembangkan pertandingan dan menjajal kondisi lapangan yang kondisinya tidak jauh berbeda dengan sehari sebelumnya. Juventus masih melakukan possesion game, tetapi karena buruknya lapangan sering kehilangan bola dan melakukan kesalahan umpan. Sementara itu Galatasaray mengincar serangan balik dengan melepas umpan-umpan jauh ke ruang kosong atau kepada Didier Drogba yang diplot sebagai ujung tombak mereka. Kesempatan satu-satunya bagi Juve didapat ketika Carlos Tevez memaksa Fernando Muslera melakukan penyelamatan di tiang dekat.

Di babak kedua, cuaca membaik dan salju mereda. Akan tetapi kedua tim masih kesulian mengembangkan permainan. Lima menit memasuki babak kedua , Paul Pogba mampu melakukan tembakan dari jarak 30 meter yang melengkung ke gawang Galatasaray, namun masih bisa dihentikan Muslera. Didier Drogba mendapatkan peluang emas pertama untuk memecah kebuntuan ketika dirinya yang tak terjaga melepaskan tendangan keras mendatar dari ujung kotak penalti Juventus namun dengan gemilang mampu dimentahkan Gianluigi Buffon. Juventus beberapa kali melakukan build up bagus melalui Tevez dan Fernando Llorente, tetapi tidak mampu menciptakan kembali peluang yang mengancam.

Petaka terjadi di menit 84 dan Galatasaray membuktikan taktik mereka jitu. Paul Pogba justru memberikan bola kepada pemain lawan di area permainan lawan. Bola kemudian dioper ke garis tengah lapangan. Gokhan Zan kemudian melepas umpan lambung kepada Didier Drogba. Drogba yang tak terjaga oleh mampu melompat dan menyundul bola ke arah Sneijder, yang dengan satu sentuhan menguasai bola dan sentuhan keduanya adalah tendangan ke pojok bawah tiang jauh gawang Buffon. Galatasaray unggul 1-0. Dari replay terlihat Leonardo Bonucci melepas pengawalan pada Drogba dan dirinya juga tidak melakukan tekanan berarti kepada Sneijder. Sungguh sangat disesalkan.

Juventus berusaha menyerang habis-habisan dengan memasukkan Fabio Quagliarella dan Sebastian Giovinco, menggantikan Claudio Marchisio dan Bonucci. Akan tetapi usaha ini tidak berhasil. Juventus tidak mendapatkan peluang berarti di sisa waktu dan skor tidak berubah sampai Proenca meniup peluit panjang. Pil pahit bagi Juventus yang harus terdegradasi ke Europa League, kompetisi kelas dua Eropa.

Conte: Pitch Was Crucial For Elimination

Pelatih Antonio Conte menyesalkan kondisi lapangan pertandingan Galatasaray – Juventus, tempat kedua tim dipaksa untuk bermain di Istanbul tadi malam, tetapi juga menyatakan bahwa eliminasi Juve bukan hanya tergantung pada hasil di Istanbul saja.

“Saya hanya bisa memberikan pujian kepada para pemain saya yang memberikan segalanya di atas sebuah lapangan yang tidak menguntungkan kami. Ini bukan sepakbola.  Mancini menyatakan bahwa pertandingan ini tidak seharusnya dilanjutkan. Saya mendengarnya dan saya juga menyatakan rasa setuju saya kepada UEFA, tetapi tidak ada yang mendengarkan kami. Ketika half-time saya menegaskan pada wasit bahwa bermain dalam kondisi ini tidak aman bagi para pemain, hal yang sama dikatakan juga oleh Didier Drogba. Ini sebuah pertandingan penuh lumpur. Malam ini menunjukkan bahwa kondisi lapangan adalah segalanya. Yang membuat saya geram adalah kemarin wasit menunda pertandingan karena lapangan menjadi ‘berbahaya’ dan tiba-tiba hari ini lapangan tidak lagi ‘berbahaya’. Mungkin saya harus memperbaiki bahasa Inggris saya, karena para offisial sepertinya tidak mengerti maksud saya. Satu-satunya cara untuk bermain dalam kondisi seperti ini adalah membuang bola ke depan dan berharap yang terbaik. Itu bukan sepakbola yang biasa kami mainkan.

Saya yakin pertandingan akan berakhir dengan berbeda jika dimainkan pada lapangan yang berbeda. Galatasaray lebih baik dalam menghasilkan sesuatu malam ini. Musim lalu kami juga menjalani start dengan tidak panas dan memuncaki grup dengan tiga kemenangan. Kali ini kami tidak mampu melakukannya. Apakah gol tersebut salah Bonucci? Ada berbagai hal yang harus diperbaiki dalam pergerakan yang menuju gol. Tidak seharusnya kami menjaga tiga pemain hanya dengan tiga pemain. Lichtsteiner dan Asamoah seharusnya kembali ke belakang, atau Pogba yang tidak seharusnya membuat Sneijder mampu lepas dari sebuah serangan balik. Selalu berbahaya jika terjadi situasi tiga lawan tiga, dan saya sudah mengatakan pada tim saat istirahat pentingnya memiliki satu orang lebih.

Satu hal yang harus kami benahi adalah kondisi dimana kami memasuki pertandingan terakhir grup dan masih harus menentukan kualifikasi. Kami sadar bahwa hari ini apapun dapat terjadi. Sekarang dengan kekecewaan ini, kekecewaan yang harus memompa semangat kami, kami harus kembali fokus kepada kompetisi liga dan Coppa Italia, karena ada tiga pertandingan yang kami harus jalani sebelum winter break. Kami juga akan fokus kepada Europa League nanti, dan tentu saja kami akan memberikan yang terbaik disana, seperti yang kami lakukan pada Champions League.”

Chiellini: Juve Threw Away Qualification

Sementara itu salah satu pemain paling senior di Juventus, Giorgio Chiellini menyatakan kekecewaannya atas gugurnya Juventus di Istanbul tadi malam. Menurutnya Juventus sendiri yang membuang peluang untuk lolos berkat kelengahan mereka di dua partai pertama.

“Kami seharusnya datang ke Istanbul tanpa harus memastikan kualifikasi, akan tetapi kami harus membayar mahal poin-poin yang terlepas di Copenhagen dan di partai pertama melawan Galatasaray. Di dua partai inilah kami membuang kesempatan besar untuk lolos.

Ini bukan sepakbola kami yang sebenarnya. Kami tidak mampu menjalankan apa yang telah kami latih pada beberapa hari terakhir di atas sebuah lapangan yang buruk. Anda bisa melihat kemarin kami tidak mendapatkan ancaman berarti sebelum pertandingan dihentikan, sementara kami menderita karena satu peluang saja. Di atas lapangan yang berbeda, mungkin hasil akhirnya akan berbeda juga. Kami semua sangat kecewa, karena mencapai babak 16 besar Champions League sangat penting bagi perkembangan kami.

Sekarang kami harus melakukan apa yang Chelsea lakukan musim lalu. Mereka gugur dari grup kami, tetapi mampu membangun kekuatan dan memenangi Europa League. Masih terlalu dini untuk berbicara mengenai final di Turin, karena ada pertandingan-pertandingan yang harus kami lalui terlebih dahulu. Penting untuk menghadapi pertandingan-pertandingan di level Eropa dengan mentalitas dan konsentrasi yang tepat. Lagipula kami juga harus kembali fokus ke liga dan Coppa Italia.”

Mancini: We Deserve To Qualify

Sementara itu pelatih Galatasaray, Roberto Mancini menyatakan bahwa mereka pantas untuk menang melawan Juventus, tetapi menegaskan bahwa ia juga tidak menginginkan pertandingan dilanjutkan.

“Sulit untuk memainkan sepakbola dalam keadaan seperti ini, dan saya sudah mengatakan sebelumnya bahwa ini berbahaya bagi para pemain, jadi sebaiknya pertandingan tidak dilanjutkan. Tadi malam (Selasa) lapangan menjadi mustahil untuk bermain diatasnya. Saya juga menyatakan kepada delegasi UEFA bahwa menurut saya hari ini seharusnya pertandingan tidak dimainkan. Saya setuju dengan Conte, karena menjadi mustahil untuk bermain sepakbola dalam kondisi seperti ini. Pertandingan menjadi seperti lotere. Setelah itu babak pertama, pertandingan menjadi terbuka dan kami menjadi lebih agresif. Kami pantas untuk menang, mungkin karena kami tahu kami harus menang untuk lolos.

Saya menghadapi situasi yang sulit ketika mengambil alih tim, karena kami sudah kalah 6-1 di kandang sendiri dari Real Madrid. Kami cukup beruntung dapat mencuri poin di Turin, dan sekarang kami pantas untuk memenangi pertandingan ini.”

Juventus-Sassuolo Delayed

Pihak Lega Serie A memundurkan jadwal pertandingan antara Juventus dan Sassuolo di Juventus Stadium. Pertandingan yang sebelumnya akan dimainkan pada Sabtu, 20.45 CET (Minggu, 02.45 WIB), sesuai jadwal baru akan dimainkan pada hari Minggu, 18.30 CET (Senin, 00.30 WIB). Juventus memuncaki Serie A dengan 40 poin, sementara Sassuolo berada di posisi 16 dengan 14 poin.

Pertandingan ini masih akan dipenuhi suporter muda Juventus, melalui inisiasi “Gioca Con Me, Tifa Con me” dimana ribuan pelajar muda setempat akan memenuhi Curva Sud. Sementara itu, Curva Nord sudah bisa ditempati kembali oleh suporter dewasa.

Satu nama yang tidak akan tampil dalam pertandingan ini adalah Domenico Berardi, striker muda yang dimiliki bersama oleh Juventus dan Sassuolo.

______________________________________________________________________________

Hit me @adityaregar and ask.fm/adityaregar

PS: Worst. Effing. Day. Ever. We really don’t deserve to qualify..


View the original article here

[Daily News 17/12/13] Hasil Undian Europa League, Gigi Buffon, Dan Serigala Ibukota (Kembali) Terpeleset

You Are Here: Home » - Daily News -, All Articles » [Daily News 17/12/13] Hasil Undian Europa League, Gigi Buffon, Dan Serigala Ibukota (Kembali) Terpeleset

Signora1897-ers, setelah gagal menembus fase knock-out Champions League musim ini, Juve yang hanya mampu berada di peringkat tiga fase grup di bawah Madrid dan Galatasaray terpaksa harus melanjutkan perjalanan Eropa mereka di Europa League.

Meskipun hanya bermain di Europa League yang merupakan kompetisi kasta kedua setelah Champions League, perjalanan Juve untuk menuju Torino yang merupakan venue final Europa League dipastikan banyak menemui rintangan dari tim-tim seperti Tottenham, Valencia, Ajax, dan tim lainnya.

2038578_w2

Bertempat di Nyon, Swiss, kemarin UEFA telah melakukan drawing babak 32 besar Europa League. Ciro Ferrara, yang merupakan legenda dan mantan pemain Juve mendapatkan peran spesial, karena pada tahun ini, Ciro secara resmi ditunjuk UEFA untuk menjadi ambassador Europa League.

Ditempatkan di pot unseeded, Juve berpeluang bertemu dengan tim-tim unggulan pada kompetisi ini, seperti Valencia, Sevilla, Lyon, Tottenham, Benfica, dan Shakhtar Donetsk. Namun, pada akhirnya Juve kembali harus kembali ke Turki, ya setelah mereka kembali bertemu dengan Trabzonspor.

1506943_796640390363192_1199864480_n

Menurut penulis, bertemu dengan Trabzonspor pada fase 32 besar boleh jadi keuntungan untuk Juve yang mungkin saja bisa langsung bertemu dengan tim seperti Tottenham, Valencia, Lyon, Benfica, atau Shakhtar. Namun Trabzonspor tidak boleh dipandang sebelah mata, tim asal Turki kerap kali menyulitkan Juve, seperti yang dilakukan Galatasaray pada fase grup kemarin. Hal tersebut juga disadari oleh Pavel Nedved yang juga hadir di Nyon saat pengundian berlangsung.

“I’m not that happy about having to go to Turkey again. Things haven’t gone too well for us there in the recent past. It will be a tough and long away trip. We will have to find the rightmotivation to play it as Juventus.” (Pavel Nedved – TMW)

Selain Nedved, Ibrahim Haciosmanoglu yang merupakan presiden dari Trabzonspor juga ikut mengomentari hasil undian yang mempertemukan timnya dengan Juventus.

“I wouldn’t see this as an unlucky draw, After having faced Lazio in the first round, I wanted with all my heart to face another Italian team. Juve were knocked out of the Champions League by a Turkish team and we can give them the pleasure of being eliminated by a Turkish side again!.

We believe in our chances and usually do well against Italian opponents. If we are at the top of our game, then we can beat Juventus home and away, as we have many fans and playing the first leg in Turin can be an advantage. If we get a good result there, we can hope for a draw on our own turf.” (Ibrahim Haciosmanoglu – Football Italia)

Selain mempertemukan Trabzonspor, dalam undian yang dilakukan di Nyon kemarin, Juve juga berpotensi untuk bertemu dengan tim sesama Italia lainnya, yakni Fiorentina di fase selanjutnya apabila Juve mampu mengatasi Trabzonspor, dan Fio dapat mengalahkan tim asal Denmark Esbjerg.

Kemungkinan bertemunya Fio dan Juve di fase selanjutnya juga sudah menyita perhatian kedua kubu. Dari kubu Fio, Vincenzo Montella yang juga pelatih mereka memberikan pandangannya mengenai kemungkinan bertemunya Juve dan Fio.

“As for the possibility of an Italian derby, we’ll have to see if both teams get through their respective rounds. Assuming it does go well, it would’ve been better to face an Italian side abit further down the road.” (Vincenzo Montella – Football Italia)

Dari pihak Juve, mantan pemain dan juga legenda mereka, Pavel Nedved juga ikut memberikan pandangannya mengenai kemungkinan bertemunya timnya dengan tim asal Firenze.

“Fiorentina? Let us just think about one game at a time,” the former Czech international continued. The Europa League is not a competition that you should under-estimate, there are good sides who are tough to take on. We have to take it step by step.” (Pavel Nedved – TMW)

Juventus akan bertindak sebagai tuan rumah pada first leg yang akan digelar pada 20 Februari 2014, sementara akan bertandang ke Turki pada second leg yang akan digelar pada 27 Februari 2014. Berikut hasil lengkap drawing Europa League 2013/2014 yang dilakukan di Nyon, Swiss kemarin.

big 32

big 16

***

Beralih pada berita selanjutnya, meskipun pertandingan melawan Sassaulo telah usai dengan kemenangan telak empat gol tanpa balas untuk Juve, namun masih ada sedikit cerita menarik dari laga tersebut. Disamping trigol pertama Carlos Tevez di tanah Italia bersama Juve, hal menarik lainnya pada pertandingan ini adalah rekor clean-sheet Gigi Buffon bersama Juve yang menginjak angka 730 menit selepas laga melawan Sassaulo.

Catatan 730 menit tanpa kebobolan ini membuat Gigi Buffon saat ini berada dalam daftar penjaga gawang yang berhasil mencetak clean-sheet terlama secara berturut-turut. Dalam daftar tersebut, Gigi berada di posisi 8, hanya kalah 14 menit dari penjaga gawang Rome, De Sanctis yang tepat berada di atas Gigi.

Gianluigi-Buffon_2713986

Sementara dari posisi pertama ditempati oleh Rossi, yang merupakan penjaga gawang Milan pada era 90’an, Gigi hanya terpaut 199 menit dari mantan penjaga gawang Milan tersebut. Diperlukan kurang dari 3 pertandingan lagi dengan catatan clean-sheet untuk melewati rekor yang dibuat Rossi pada musim 1993-1994.

Mengenai pencapaian yang dicapainya saat ini, Gigi Buffon sedikit berkomentar kepada media selepas pertandingan melawan Sassaulo.

“The credit has to go all round for our eight straight victories without conceding. This also goes to our strikers – who are our first defenders.” (Gigi Buffon – Football Italia)

***

Setelah hampir semua tim telah melakoni parta giornata 16 pada Sabtu hingga Senin dinihari, Serie A masih menyisakan satu partai lagi pada dinihari tadi, yakni antara Milan dan Roma. Pada pertandingan tersebut, kedua tim harus berbagi angka setelah sampai peluit akhir dibunyikan kedudukan 2-2 tidak berubah.

Hasil imbang tersebut tentu membuat gap antara Rome dan Juve melebar, yang dulu hanya berjarak tiga angka, sekarang menjadi lima angka. Hasil tersebut tentu sagat disesali oleh arsitek Rome, Rudi Garcia. Selepas laga, Rudi Garcia memberika unek-uneknya kepada pers. Berikut petikan unek-unek Garcia yang dikutip dari Sky Sport Italia.

“We had so many scoring opportunities and usually win in these circumstances, but a point against Milan at San Siro is not a negative thing. In terms of football I have to be disappointed, as when we are in front twice we’ve got to avoid certain mistakes in defence. It was a good Roma performance overall. It’s true that we could’ve done better on the final pass, but we played to win and that is what I want from my team. We scored two goals away to Milan and are normally much more efficient in defence.” (Rudi Garcia – Sky Sport Italia)

Naik turunnya performa Roma tentu sangat menguntungkan Juve, selaku pesaing dalam memperebutkan Scudetto. Apabila Juve mampu menjaga performanya saat ini, dan semakin sering Rome terpeleset, maka tidak mungkin peluang Juve meraih hat-trick Scudetto semakin terbuka pada akhir musim nanti. :)

———————————————————————————————————————————————————-

Hit me @peternugh


View the original article here

[Daily News 24/12/13] Christmas Break, Carlos Tevez, Andrea Agnelli, Dan Gigi Buffon

You Are Here: Home » - Daily News -, All Articles » [Daily News 24/12/13] Christmas Break, Carlos Tevez, Andrea Agnelli, Dan Gigi Buffon

Signora1897-ers,raihan tiga angka dari lawatan ke Bergamo saat menghadapi Atalanta hari Minggu kemarin menjadi partai terakhir Juve di tahun 2013. Ya, setelah partai menghadapi Atalanta, pelatih Juve, Antonio Conte, memberikan libur kepada anak buahnya untuk merayakan Natal bersama keluarganya.

Antonio Conte reacts after the Cup of Italy Juventus vs Napoli at the Olympic Stadium-1202143

Dalam situs resminya, Juve mengkonfirmasi bahwa para pemain diberikan waktu libur selama enam hari sebelum berkumpul kembali di Vinovo pada tanggal 29 Desember. Berikut pernyataan resmi klub terkait jeda Natal yang diberikan kepada pemainnya.

Antonio Conte hands his players six days of rest over the festive period following yesterday afternoon’s triumph in Bergamo.

After extending their winning sequence to nine Serie A games with yesterday’s 4-1 success over Atalanta, Antonio Conte’s league leaders returned to Turin to begin the first of six deserved days off over the festive period.

The Bianconeri will therefore enjoy the opportunity to relax with their families ahead of their return to the club’s Vinovo training complex on Sunday 29 December.

The session will mark the start of preparations for an exciting top-of-the-table showdown with nearest challengers Roma, to be played at Juventus Stadium on Sunday 5 December at 20.45 CET.

***

Jeda enam hari yang diberikan klub banyak dimanfaatkan oleh para punggawa Juve untuk pulang ke kampung halamannya, tidak terkecuali Carlos Tevez. Pemain yang sedang dalam performa terbaiknya tersebut memanfaatkan libur Natal dengan pulang ke kampung halamannya di Argentina.  Dalam kesempatan tersebut, Tevez juga sempat meluangkan waktunya untuk memberikan wawancara dengan salah satu media di Argentina.

333477_heroa

Berikut petikan wawancara Carlos Tevez dengan Argentina Sportiva.

Tentang awal karirnya di Turin.

I’m very happy in Juventus, now i have to think only on rest to prepare better for the match against Roma.

I’m happy with how things are going, now i think to rest and enjoy the holidays.

Now i’m in a strong team, i’m happy because i’m in big group

Tentang timnas Argentina.

Play for Argentina? I’m not wondering if not be called… You [People] know how i feel.

Tentang partai melawan Roma.

On 5 January, there will be a very important match with Roma. I’m ready to charge the batteries to do our best.

Tentang partai melawan Atalanta.

We are first in the standings, we wanted to win against Atalanta to keep posting and we succeeded.

Tentang Juventus.

Juve are team well equipped and very strong. I came into a team that was already winning and well prepared.

Juventus are a team well prepared, on the other hand had already won two championships in a row.

I’m very happy to be part of this group, we wanted to have this advantage in Serie A and we did it so far.

Tentang Boca Junior.

Boca? It’s not always easy to stay on top. There have been many injuries this season. It was very difficult to do more.

I can’t find the right certain critism, i hope Boca back to win a lot in the future.

It’s clear that we suffer in knowing that Boca will not make the Libertadores next year.

Tentang Carlos Bianchi.

He has done themost as a coach for this club, we can’t ask more.

***

Selain Carlos Tevez, Andrea Agnelli, yang merupakan presiden Juve saat ini juga menyempatkan diri untuk berbicara tentang Juventus kepada pers. Berikut petikan sang presiden bersama harian olahraga yang berbasis di Turin, Tuttosport.

Tentang partai di Istanbul.

In Istanbul, we havedone everything possible to postpone the game. In Istanbulwe were in contact with the highest levels of UEFA that they said: “In this game you have to play”.

Tentang dampak eliminasi Champions League terhadap finansial Juve.

The elimination from the Champions League is worse for our image & the budget, We must participate in year -on-year. Next year we will find ourselves in Champions League knowing that we have a problem of UEFA ranking in 2 years 2010/11 & 2011/2012.

Two years ago, without the Champions League, We were about 210/215 million in revenue. Last year we reached 283 million in revenue. In 2015/2016, when several contracts expire, under other already signed our revenue will be around 240/250 million. Our goal is 300 million in revenue net of the Champions League after 2015/2016.

Tentang Conte.

I’m very happy with him and he is very happy with me & Juventus . I do not see Juventus without Conte

Tentang Pirlo.

I said to Andrea that here is his home. He loves Juventus and is happy here

Tentang perpanjangan kontrak Pirlo.

I know that he and Marotta will meet in February-March to talk about renewal.

Tentang perpanjangan kontrak Pogba.

The extension there may be. I do not think there are problems at this point

Tentang Tevez dan Llorente.

Their Purchase were good movement by Marotta, Paratici & Nedved to identify these opportunities

Tentang bursa transfer musim dingin.

For me, the market is done in June. In January there is a market for repair and I do not think there is anything to be repaired

***

Sebelum menutup Daily News hari ini, terdapat kabar dari penjaga gawang dan juga kapten timnas Italia dan Juventus, Gigi Buffon. Setelah tampil ciamik dan mampu mencetak 8 clean-sheet berturut-turut, akhirnya torehan spektakuler Gigi harus terhenti di Bergamo, saat berhadapan dengan Atalanta.

Maxi Moralez, pemain mungil Atalanta inilah yang berhasil menghentikan menit clean-sheet Gigi pada angka 745. Dengan torehan 745 menit tanpa kebobolan, Gigi berhasil menyamai pencapaian Marchegiani pada saat membela Lazio musim 1997/1998.

Gianluigi+Buffon+Juventus+v+Chelsea+UEFA+Champions+l94Rfm6YDDPl

Selain menyamai torehan Marchegiani, dengan torehan 745 menit clean-sheet, Gigi berhasil masuk ke dalam daftar penjaga gawang yang berhasil mencatatkan rekor clean-sheet terlama. Berikut daftar penjaga gawang yang mencatat rekor clean-sheet terlama di Serie A.

1. Rossi (Milan) 929 minutes 1993-94
2. Zoff (Juve) 903 minutes 1972-73
3. Da Pozzo (Genoa) 791 minutes 1963-64
4. Pelizzoli (Roma) 774 minutes 2003-2004
5. Pinato (Atalanta) 757 minutes 1996-97
6. Marchegiani (Lazio) 745 minutes 1997-98
6. Buffon (Juve) 745 minutes 2013-2014
8. De Sanctis (Roma) 744 minutes 2013-2014
9. Reginato (Cagliari) 712 minutes 1966-67
10. Handanovic (Udinese) 704 minutes 2010-2011


View the original article here

[Daily News 30/12/13] Antonio Conte memenangkan Coach of the Year di Globe Soccer Awards!

You Are Here: Home » - Daily News -, All Articles » [Daily News 30/12/13] Antonio Conte memenangkan Coach of the Year di Globe Soccer Awards!

Conte_GlobeSoccerAwardsSignora1897 ers, kemarin hari Minggu, pelatih kita Antonio Conte meraih penghargaan sebagai Coach of the Year dalam Globe Soccer Awards, acara tahunan yang diselenggarakan di Dubai, UAE. Ditahun sebelumnya, penghargaan ini diraih oleh Jose Mourinho.

Pemberian penghargaan ini adalah puncak dimana acara tersebut diselenggarakan selama dua hari, membicarakan globalisasi dan aspek finansial dalam sepakbola, kondisi stadion yang sekarang dan untuk masa depan, dan Piala Dunia 2014 di Brazil. Acara ini diikuti oleh nama-nama besar diantaranya Fabio Capello, Josep Guardiola, Cristiano Ronaldo, Franck Ribery, Xavi dan Diego Maradona.

Sehari sebelumnya, Conte sempat memberikan wawancara kepada Sky Italia di Dubai dan berikut adalah cuplikannya:

“We have to get straight back into our stride after the break and make sure we keep doing well in Serie A, but also in the Coppa Italia and the Europa League. We’re still disappointed about our Champions League exit and the fact we got knocked out without having the chance to play our last game, but as I said at the time we shouldn’t have let it go to the final match away to our direct rivals. We have to learn from this elimination because as a squad we don’t have a great deal of European experience. We must keep going along our path and keep providing cheer for our fans as we have over the last two years, with the same hunger and determination.”

Pengalaman. Penulis setuju dengan Conte dan memang diluar kualitas, faktor pengalaman memang sangat penting di UEFA Champions League (UCL). Tim-tim yang berpengalaman bisa menjadi “langganan” setidaknya ke delapan besar/perempatfinal.

Conte juga memberikan komentar mengenai tantangan di UCL:

“Winning in Europe depends on others as well as ourselves. Take Bayern for example: they won everything last season then went and splashed out another 60 million in the summer. A lot will come down to how much Italy can grow as a whole and how quickly we can return to our competitiveness of old. Remember how strong Serie A was when Juventus played four back-to-back European finals? What would I be prepared to trade for Champions League success? Nothing because I know that sooner or later I’ll win it. But you need hard work and good ideas if you want to improve, not just money. Ideas and planning are crucial.

Seperti yang Conte katakan, ide dan rencana (yang tepat/akurat) juga adalah kunci keberhasilan. Sebagai contoh tim-tim yang dibina oleh Mourinho. Di Chelsea, tim yang dibentuknya menjadi runners-up UCL 2007/08 setahun setelah kepergiannya dan seharusnya bisa menjadi juara apabila John Terry tidak terpeleset saat mengeksekusi tendangan penalti penentu. Setelah itu, Inter Milan dibawanya menjadi juara UCL 2009/10. Semua dengan menggunakan ide dan rencana yang sama: mengandalkan compactness sebagai tim dan serangan balik. Semua ini dilandaskan atas pemain-pemain kelas dunia yang berpengalaman, sekitar 29-30 tahun ke atas.

Mengenai penghargaan yang dimenangkannya:

“I don’t think I’m the best in the world. I’m an emerging coach who has done well. If I’ve managed that it’s because I have ideas but also players who are prepared to carry them out, plus the backing of a strong club that has bought into my ideas. If the players and the club don’t have absolute belief in you then it’s another ball game altogether, so I owe them my gratitude for that. As a coach, it makes you proud to hear your players say that the team plays good football, especially when it comes from some of the last guys in like Tevez and Llorente.”

Menurut penulis, ada dua hal yang serupa dari Conte dan Mourinho: Keduanya ahli komunikasi/psikologis dengan pemain-pemainnya dan sama-sama mengandalkan compactness dari timnya. Satu hal perbedaan mencolok adalah gaya permainan. Gaya permainan Mourinho yang mengadalkan serangan balik, cocok dengan menggunakan pemain-pemain berpengalaman dan berumur yang sudah berkurang staminanya. Conte, seorang mantan pemain tengah, mengandalkan lapangan tengah sebagai sentral permainan (highlights permainannya dapat dilihat di sini dan di sini). Baik bertahan maupun menyerang, peran pemain-pemain tengah sangat penting. Kita sudah mempunyai trio MVP plus Paul Pogba, tinggal pemain-pemain sayap yang mumpuni yang mampu menyerang dan bertahan. Semoga kita dapat memperoleh pemain-pemain ini di winter atau summer mercato nanti.

(Sumber: Juventus.com)

Conte memang sekarang telah menjadi salah satu pelatih terbaik di Eropa/Dunia. Bahkan seorang Fabio Capello pun, dengan Juve yang dipimpinnya di musim 2004/05 dan 2005/06 mendominasi Serie A, mengakui hal ini dan mengatakan kepada Sky Italia bahwa berdasarkan statistik, Juve-nya Conte lebih baik dari Juve pimpinannya! Sungguh sebuah statement yang menyanjung tinggi Conte, mengingat Juve milik Capello penuh berisi pemain-pemain kelas dunia dan bahkan kapten dari timnas mereka masing-masing seperti Fabio Cannavaro (Italia), Pavel Nedved (Rep. Ceko), Emerson (Brazil), Patrick Vieira (Prancis), Adrian Mutu (Rumania), dan Zlatan Ibrahimovic (Swedia).

Mudah-mudahan Juve dibawah asuhan Conte dapat terus berkembang dan Beppe Marotta, Fabio Paratici dan Nedved dapat terus mengalirkan pemain-pemain yang baik ke dalam tim.

***

Sesuai rencana, Juve kembali dari liburan Natal dan mulai berlatih tanggal 29 Desember kemarin. Hanya pemain-pemain Amerika Selatan seperti Mauricio Isla, Carlos Tevez dan Afrika yaitu Kwadwo Asamoah, yang baru bergabung tanggal 30 Desember. Bahkan, pemain-pemain yang sedang menjalani pemulihan cedera seperti Simone Pepe, Andrea Pirlo dan Mirko Vucinic telah tiba sehari sebelumnya yaitu tanggal 28 Desember supaya dapat lebih cepat kembali beraksi di lapangan hijau (tetapi sayang, Vucinic justru harus absen latihan tanggal 29 Desember karena flu).

(Sumber: Juventus.com)

Kerja keras (seperti yang dikatakan oleh Conte dalam wawancaranya dengan Sky Italia di Dubai di atas) memang menjadi ciri khas Conte dan ini bisa dilihat dari jadwal tim-tim top Serie A dalam kembalinya mereka untuk berlatih setelah liburan Natal:

29 Desember: Juventus30 Desember: Lazio, Milan, Napoli, Roma31 Desember: Fiorentina, Inter Milan

(Khusus Inter Milan, memang tim ini adalah salah satu yang selalu terbelakang dalam kembali dari liburan Natal. Musim lalu, dibawah pelatih Andrea Stramaccioni, mereka bahkan baru kembali berlatih setelah tahun baru!)

Melihat jadwal ini, dan mengingat jadwal penting Juve-Roma di partai Serie A pertama tahun 2014, Roma kemudian memotong jadwal liburan mereka dan mengikuti Juve, berlatih kembali mulai tanggal 29 Desember.

Karena Conte masih berada di Dubai untuk menerima penghargaan pelatih terbaik, latihan tanggal 29 Desember hingga tanggal 30 Desember sesi pagi dipimpin oleh asisten pelatih Angelo Alessio. Conte sendiri direncanakan akan kembali memimpin latihan di Vinovo tanggal 30 Desember sesi siang.

***

Di akhir tahun 2013 ini, Juventus.com juga bekerja dengan baik sekali dan memuat 31 video momen-momen terbaik Juve di tahun 2013 ini. Ayo, Juventini Indonesia, mari kita kilas balik kembali tahun 2013 versi Juve ini dan setelah itu, kita menatap tahun 2014 dengan penuh semangat!

Ieri… Oggi… Domani… Sempre Juve!!!

.

Oya, sedikit tambahan.

Dengan berakhirnya tahun 2013, berakhir pula siaran langsung Liga Italia oleh TVRI (Siaran Liga Italia dari channel-channel beIN tidak terganggu dan akan tetap menayangkan). Segenap keluarga besar Signora1897 mengucapkan terimakasih sebanyak-banyaknya kepada TVRI atas siaran-siaran langsung selama satu setengah tahun ini.

Menurut rencana, hak siar ini akan pindah ke stasiun lain dan kemungkinan ke MNC group melalui GlobalTV atau MNC TV (atau bahkan ANTV yang akan segera menjadi milik mereka) dan TV berbayar seperti Indovision atau Top TV.

Mudah-mudahan perpindahan ini berlangsung mulus dan pemegang hak baru, baik MNC group ataupun yang lain, dapat langsung menyiarkan laga pertama tahun 2014, Juve-Roma.

______________________________________________________________________________________

“I didn’t choose Juve. Juve chose me.” @dwicarta is just an ordinary guy who happens to bleed black-and-white since Roby Baggio wreaked havoc in 1990 World Cup in Italy. When time permits, he’d like to spend it on hoops and one of his passions: writing. One day he stumbled into juventus.theoffside.com and now here he is: doing his passion on his passion.


View the original article here