Mamadou Sakho bersikeras ia bukan pahlawan setelah membawa Perancis ke putaran final Piala Dunia dengan mengalahkan Ukraina di Paris. Bek Liverpool ini mendapatkan momen yang pas untuk membuat gol pertamanya di karir internasional.
Hasil tersebut memicu perayaan liar para penonton yang hadir di Stade de France (termasuk pemain dan staf). Sakho pun menikmati suasana meriah tersebut. “Ada kebahagiaan alami yang terpancar dalam timnas Perancis dan kami sudah menulis halaman bagus dalam sejarah persepakbolaan Perancis dengan hasil membanggakan ini,” ucap bek tengah Perancis kelahiran tahun 1990 ini di Liverpoolecho.
“Banyak orang yang tidak percaya pada kami tapi kami hanya cukup membuktikannya. Perancis menunjukkan keberaniannya dan itu sangat luar biasa bagi semua orang,” tuturnya.
Ketika ditanya kontribusi dirinya sendiri, ia berucap jika ia tidak melihat dirinya sebagai pahlawan malam itu, tim Perancislah satu-satunya pahlawan. “Kami akan ke Brasil dan kami harus mengambil pelajaran dari semua pertandingan kami, bukan hanya pertandingan malam ini saja.” Sakho membuka keran gol bagi Perancis di menit ke-22, setelah dua keputusan keliru offside pada Benzema.
Pelatih Les Bleus, Didier Deschamps, walaupun banyak anggapan pesimis dari orang-orang terdekatnya, tapi ia mampu meyakinkan mental anak-anak asuhnya untuk menghadirkan suasana Piala Dunia 1998 ke masing-masing pemain sebelum bertanding. Dan hasilnya sangat memuaskan. “Ini luar biasa, terutama setelah apa yang terjadi di leg pertama, apalagi kami bisa membalikkan keadaan,” katanya.
“Para pemain pantas mendapatkan kredit tersendiri karena mereka telah melakukan sesuatu yang hebat,” ucap Deschamps menambahkan. “Saya pernah menjadi pemain dan saya tahu bahwa malam itu pemain menuliskan sebuah sejarah.”
Dengan penampilan sebagus ini seharusnya Brendan Rodgers memainkan Sakho sejak awal di derby pertamanya di bumi Inggris, Sabtu (23/11) akhir pekan ini.
No comments:
Post a Comment