About Me

My photo
have facebook , have twitter

Thursday, January 2, 2014

[Calciopoli] Racalbuto to Meani: “When in Doubt I Whistle Against Juventus!”

You Are Here: Home » All Articles, Calciopoli » [Calciopoli] Racalbuto to Meani: “When in Doubt I Whistle Against Juventus!”

Galliani_MeaniItulah kata-kata Salvatore Racalbuto, salah satu wasit Serie A (saat itu), kepada Leonardo Meani, perwakilan AC Milan (saat itu) yang bertugas untuk berhubungan dengan para wasit Serie A, yang tertangkap oleh rekaman dan menjadi bukti dalam persidangan banding mantan Direttore Sportivo (DS) Juve Luciano Moggi di Naples atas kasus calciopoli 2006.

Keduanya bercakap-cakap cukup lama membahas pertandingan tanggal 5 Maret 2005 antara Roma vs. Juventus yang berkesudahan Roma 1-2 Juve. Racalbuto juga meminta maaf kepada Meani bahwa dia tidak jadi menjadi wasit dalam pertandingan ini karena pertandingan ini “hot potato”, beresiko tinggi. Kata-kata inilah (dan beberapa bukti-bukti lainnya) yang kemudian dipakai oleh para pengacara Moggi untuk menyangkal bahwa Racalbuto adalah “kaki-tangan” Moggi.

Saat itu, kompetisi memasuki masa akhir dan Milan sedang menempel ketat Juve di puncak klasemen dimana pada akhirnya, Juve meraih scudetto musim 2004/05 dan Milan menjadi runners-up. Dari percakapan ini, bisa dilihat bahwa Milan dan Racalbuto memiliki hubungan yang baik.

Sebelumnya Paolo Bergamo, referee designator (saat itu), terekam mengatakan bahwa dia adalah seorang milanista. Seperti yang Signora1897 ers telah ketahui, pada bulan September 2011 harian Italia Tuttosport menerbitkan artikel yang berisi rekaman pembicaraan antara Bergamo dengan Pasquale Rodomonti, wasit di partai Inter Milan vs. Juventus tanggal 26 November 2004 dan Bergamo dengan jelas menginstruksikan Rodomonti untuk memberi keuntungan kepada Inter Milan dan BUKAN Juventus.

Dengan bukti-bukti ini, dalam sidang banding ini pengacara Moggi Paolo Trofino berargumen bagaimana mungkin Moggi menjadi otak atau dalang dari farsopoli.

Dan dengan bukti-bukti ini, hukuman penjara Moggi yang seharusnya lima tahun empat bulan dikurangi menjadi dua tahun dan empat bulan (kemungkinannya kecil sekali Moggi akan benar-benar dihukum penjara).

Yang menarik adalah hukuman untuk Bergamo ternyata ditangguhkan dan akan dilakukan dalam persidangan yang terpisah. Apabila Bergamo dinyatakan tidak bersalah, jadi dengan siapakah Moggi melakukan farsopoli?

Dengan hasil ini, Moggi masih dapat melakukan satu kali banding lagi di Italia dan kemudian, apabila tetap tidak puas, dapat melakukan banding ke pengadilan Uni Eropa.

***

Lalu bagaimanakah hubungannya dengan dua scudetti Juve yang dirampas (satu oleh Inter Milan dan satu lagi dikosongkan)? Menurut penulis, perjalanan menuju keadilan ini masih cukup jauh tetapi setidaknya, muncul lagi bukti yang melemahkan teori bahwa Moggi adalah otak/dalang farsopoli dan ternyata ada tim lain yang jauh lebih terlibat.

Secara logika, bagaimana mungkin Moggi menjadi dalang farsopoli saat para wasit mengatakan mereka tidak akan menguntungkan Juve? Mereka mengatakan akan menguntungkan tim lain, BUKAN Juventus.

Secara logika, bagaimana mungkin Moggi menjadi dalang farsopoli saat Adriano Galliani yang menjadi wakil presiden Lega Serie A? Kepada Lega Serie A inilah para wasit ini bertanggung-jawab.

Secara logika, bagaimana mungkin Moggi menjadi dalang fasopoli dimana seorang direktur Inter Milan, Marco Tronchetti-Provera, menjadi direktur Telecom Italia (saat itu)? Dari Telecom Italia lah rekaman-rekaman yang memberatkan Moggi muncul.

Dan jangan lupa, rekaman-rekaman yang melibatkan Inter Milan baru muncul setelah pengacara-pengacara Moggi memeriksa seluruh rekaman percakapan yang ada, bukan hanya yang memberatkan Moggi (dan Juventus) dan ternyata, Inter Milan lah yang melanggar aturan (halaman 61) dengan mencoba untuk mempengaruhi hasil pertandingan, BUKAN Juventus.

Jadi Signora1897 ers, perjalanan masih panjang tetapi sabar itu subur dan mari kita doakan semoga pada akhirnya, kebenaran akan terungkap.

Ieri… Oggi… Domani… Sempre Juve!!!

______________________________________________________________________________________

“I didn’t choose Juve. Juve chose me.” @dwicarta is just an ordinary guy who happens to bleed black-and-white since Roby Baggio wreaked havoc in 1990 World Cup in Italy. When time permits, he’d like to spend it on hoops and one of his passions: writing. One day he stumbled into juventus.theoffside.com and now here he is: doing his passion on his passion.


View the original article here

No comments:

Post a Comment