Signora1897 ers, dengan menempati posisi ketiga grup B, Juve terlempar keluar dari Champions League (CL) dan masuk ke dalam Europa League (EL). Kasta kelas dua, memang, tetapi apakah partisipasi kita di EL harus disia-siakan?
Tentu tidak. Pertama, Juve selalu berusaha memenangkan kejuaraan yang diikutinya, sebesar atau sekecil apapun itu. Sebelum Juve menjuarai Champions Cup 1996 (vs. Ajax Amsterdam) dan menjadi runners-up di tahun 1997 (vs. Borussia Dortmund) dan 1998 (vs. Real Madrid), Juve merajalela di UEFA Cup (cikal bakal Europa League) dan menjadi juara di tahun 1990 (vs. Fiorentina), 1993 (vs. Borussia Dortmund), dan runners-up 1995 (vs. Parma). Di UEFA Cup lah Juve “besar” sebelum menjadi tip top di CL.
Walau Serie A menjadi prioritas untuk mengejar scudetto ke-32 dan gelar tiga kali berturut-turut, EL (dan Coppa Italia) kemungkinan besar tidak akan “dibuang” begitu saja. Antonio Conte juga sepertinya bukan tipe pelatih yang berpandangan seperti itu.
Alasan yang kedua, yang mungkin lebih penting, adalah dari sisi finansial.
Sepakbola sekarang ini, sepakbola modern, telah menjadi bisnis yang mendunia dan kekuatan finansial sering berjalan seiring dengan kesuksesan. Tidak selalu, tetapi sering. Tidak terkecuali dengan Juve. Dibawah pimpinan keluarga Agnelli, Juve tetap adalah tim yang memiliki dan menghormati sejarah yang kuat tetapi sisi keuangan yang sehat mutlak diperlukan.
Nah, dengan kedua alasan di atas, penulis yakin presiden Andrea Agnelli akan menginstruksikan Conte dan para pemain untuk berusaha keras memenangkan EL.
***
Sekarang mari kita lihat lebih jauh lagi mengenai sisi finansial terlemparnya Juve dari CL dan masuk ke EL. Ada tiga bagian penting yang harus dilihat:
Fixed Income (plus performance)Market Pool (TV money)Gate Receipts (pendapatan tiket masuk stadion)Pertama-tama, fixed income. Ini adalah pendapatan tetap yang didapat dari partisipasi dan hasil pertandingan. Berikut perbandingan musim 2012/13 dan musim 2013/14:
(Picture by @Adz77)
Musim 2012/13, Juve memperoleh 22.5m dari fixed income sedangkan musim ini hanya 11.1m. Nah, sekarang mari kita berandai-andai. Final EL 2013/14 akan dilaksanakan di Juventus Stadium dan apabila Juve berhasil menjadi juara di sana, Juve akan memperoleh fixed income 8.8m. Maka total kerugian fixed income Juve hanyalah sebesar 22.5m – (11.1m + 8.8m) = 2.6m.
Kedua, market pool atau pendapatan dari TV. Pendapatan market pool Juve di musim 2013/14 adalah 44.8m. Angka ini didapat dari total market pool Italia sebesar 81m yang dibagi ke hanya dua tim, Juve dan Milan (juara liga mendapat persentase lebih besar), karena peringkat ketiga musim 2011/12 Udinese tumbang sebelum memasuki fase grup.
Musim ini, 81m tersebut akan dibagi tiga antara Juve-Napoli-Milan. Dengan Juve menjadi juara Liga Italia musim 2012/13 dan Milan mencapai babak 16 besar CL 2013/14, kemungkinan pendapatan market pool CL yang akan didapat Juve berkisar di angka 27m, atau diantara 25-30m (sumber: tifosobilanciato.it).
Nah, itu angka market pool CL. Dengan memasuki EL, tentu Juve juga akan mendapatkan market pool EL dan dengan asumsi Juve menjuarai EL, maka pendapatan market pool EL adalah sekitar 4.2m (sumber: tifosobilanciato.it).
Dengan asumsi di atas, maka perkiraan kerugian market pool Juve adalah 44.8m – (27m + 4.2m) = 13.6m.
Ketiga dan terakhir, gate receipts atau pemasukan dari tiket stadion. Karena di musim 2012/13 dan 2013/14 ini Juve sama-sama memainkan tiga partai kandang di fase grup, maka gate receipts partai kandang fase grup tidak perlu kita hitung. Yang akan kita bandingkan adalah gate receipts Juve-Celtic dan Juve-Bayern di musim 2012/13 dan gate receipts EL musim 2013/14 apabila Juve melaju hingga final.
Musim 2012/13, pendapatan gate receipts Juve-Celtic adalah €2.195.387 dan Juve-Bayern €2.550.927 maka total adalah €4.746.314.
Musim 2013/14, apabila Juve mencapai final EL, maka perkiraan gate receipts adalah sebagai berikut (sumber: tifosobilanciato.it):
Round of 32: 1mRound of 16: 1.25mQuarterfinals: 1.5mSemifinals: 1.75mFinal: 2m (prediksi pribadi penulis)Dengan asumsi angka-angka tersebut, maka prediksi gate receipts EL Juve adalah 7.5m. Bila kita bandingkan, apabila mencapai final EL, maka Juve akan meraih keuntungan gate receipts sebesar 7.5m – 4.75m = 2.75m dibandingkan dengan musim lalu.
Nah, apabila kita jumlahkan ketiga faktor finansial tersebut dan kita bandingkan antara musim lalu dan sekarang dengan memakai asumsi-asumsi yang ada, maka perkiraan total kerugian Juve dari kancah Eropa (dibanding musim lalu) ini adalah:
Menjuarai EL ternyata masih berpenghasilan lebih sedikit dibandingkan dengan melaju hingga babak perempatfinal CL. Jadi bisa dimengerti, mengapa Juve (dan tim-tim Eropa) sangat mengejar CL. Pendapatan dari EL jauh lebih kecil.
Namun Signora1897 ers, apa yang terjadi apabila Juve tidak mempedulikan EL? Pendapatan dari fixed income (8.8m), market pool (4.2m) dan gate receipts (7.5m) yang mencapai 20.5m juga sebagian besar akan hilang sehingga kerugian Juve akan mencapai hingga 30m!
Pilih mana? Rugi 13.5m atau 30m?
***
Selain faktor sejarah (vincere… dan fino alla fine) dan pemasukan, ada lagi satu faktor yang cukup penting: koefisien. Koefisien akan menentukan seeding/unggulan Champions League setiap tahunnya dan tentu, semakin tinggi koefisien semakin baik karena akan mendapatkan lawan grup yang sedikit lebih lemah sehingga (teorinya), peluang lolos dari grup bertambah besar.
Walau dari sisi pendapatan “jomplang”, UEFA menyama-ratakan koefisien CL dan EL. Sebagai contoh Chelsea. Sama seperti Juve, Chelsea gagal lolos dari grup CL 2012/13 akan tetapi berhasil menjuarai EL 2012/13. Dari koefisien, Chelsea menempati peringkat ketiga, hanya dibawah Bayern dan Dortmund para finalis CL, sedangkan Juve yang melaju hingga ke perempatfinal CL hanya menempati peringkat kedelapan.
Jadi Signora1897 ers, memang Serie A lebih penting tetapi dengan alasan-alasan di atas, berprestasi baik di EL akan sangat penting bagi masa depan Juve, belum lagi dari sisi pembentukan karakter tim.
(Dan jangan lupa, juara EL akan menghadapi juara CL di UEFA Super Cup. Pertandingan ini tentu penting bagi perkembangan Juve, belum lagi memiliki kesempatan untuk menambah Piala.)
Semoga dengan turun “kasta” ini, para pemain dan pelatih menjadi semakin terlecut untuk memperbaiki diri dan semoga, semoga, tahun depan kita dapat melihat balik dan menyebut peristiwa ini sebagai blessing in disguise, dimana suatu kegagalan dijadikan landasan untuk meraih kesuksesan. Semoga.
Ieri… Oggi… Domani… Sempre Juve!!!
______________________________________________________________________________________
“I didn’t choose Juve. Juve chose me.” @dwicarta is just an ordinary guy who happens to bleed black-and-white since Roby Baggio wreaked havoc in 1990 World Cup in Italy. When time permits, he’d like to spend it on hoops and one of his passions: writing. One day he stumbled into juventus.theoffside.com and now here he is: doing his passion on his passion.
No comments:
Post a Comment