About Me

My photo
have facebook , have twitter

Thursday, January 2, 2014

[Kolom Fidanzata] “Andai Aku Beppe Marotta” Part 2

Dear Diary. Sudah lama kita tidak berjumpa. Sudah 10 tahun. Aku pikir aku tidak butuh kamu lagi. Nyatanya aku salah. Aku ingin cerita sama kamu. Aku lagi sedih. Aku dicampakkan. Cintaku disia-siakan artis JAV. Kamu ga tau JAV ya? Ya gitu deh. Pokoknya cantik lah. Ga usah tanya-tanya lagi yah…

Diary…ternyata benar kata mama. Semakin cantik seorang wanita, semakin dia tidak dapat dipercaya. Mungkin itu alasan orang jelek ya? Tapi kayanya bener deh. Aku ngedeketin gadis cantik tapi aku dibodohi dan kemudian dicampakkan begitu saja. Namun aku terus menerus memaafkan dia. Mungkin karena aku terobsesi JAV ya? 

Diary…dia ga berhak dapetin cintaku. Dia ga layak dapetin seluruh hatiku. Dia jahat. Dia terlalu egois. Aku benci dia. Aku ingin pulang. Aku ingin menenggak berbotol-botol alkohol sampai mabuk…

Tiba-tiba aku terbangun. Sambil mengerjapkan mata aku mengintip keluar jendela. Salju nampak bertambah lebat. Aku melirik jam. Ternyata baru sejam perjalanan dari Paris. Masih 4 jam lagi sampai di Turin. Aku pun menguap lagi. Naik kereta di Eropa memang menyenangkan. Bahkan bisa dibilang menjadi pilihan nomor satu dibanding pesawat terbang. Disini tidak ada bagasi, tidak ada pemeriksaan keamanan yang super panjang dan yang terpenting…tidak berada puluhan ribu meter dari tanah. Yep. Aku memang takut terbang. Sejujurnya itu alasanku sebenarnya mengambil trip dengan kereta haha…

Namun lepas dari itu semua, bayangan atas pemandangan indah sepanjang Paris ke Turin memang sangat menggoda. Modalnya pun hanya 29 euro. Aku agak menyesal sempat tertidur barusan. Aku pun kembali melepaskan pandangan keluar jendela. Berusaha tidak mengingat-ingat mimpi yang barusan terjadi.

Aku berangkat jam 10.41 tadi pagi dari stasiun Paris Gare de Lyon. Rencana sampai di Turin Porta Susa sekitar jam 16.17. Kereta ini super cepat. Sekitar 300 km/jam. Dengan pemandangan diluar yang sangat indah, membuat perjalananku menjadi sangat indah. Namun lagi asik-asiknya melamun tiba-tiba ada pria besar berpakaian AS Roma menghampiriku.

“Scusami, questo posto e libero?” tanyanya dengan suara berat. Dia bertanya apakah kursi disampingku kosong.

“Si…prego! Accomodati…” jawabku mengiyakan. Aku kembali melihat keluar jendela. Namun kali ini pandanganku kosong. Akhirnya aku teringat kembali mimpi barusan. Sudah dua hari ini aku mimpi aneh-aneh seperti itu. Ga karuan. Kekanak-kanakan. Padahal khan aku pria dewasa. Gentleman. Kata mamaku sih..

Sudahlah…mungkin lagi saatnya aku mengalami situasi seperti ini. Dan memang sudah terhitung 3 hari ini aku tidak pernah menghubungi Cyndi lagi. Aku lelah. Semua perhatianku ternyata sia-sia. Dia tidak perduli lagi denganku. Dia memang berubah sejak mengaku sudah menikah dua minggu yang lalu. Mungkin sekarang dia sudah menemukan mangsa lain yang bisa dibodohi seperti aku? Siapa tahu. Memang benar dia bukan milikku dan tidak akan pernah jadi milikku. Aku mencoba menutup mata ini kembali. Dan berharap bermimpi basah.

“Juventino, eh?” suara berat itu kembali terdengar. Aku kaget dan menoleh kearah suara itu. Pria itu nampak mengangguk-angguk sambil menunjuk syal yang aku kenakan. Aku tertawa mengiyakan.

“Speak English or Italy?”

“Both” jawabku sambil tersenyum sambil mengucek-ucek mata. Ya. Kebetulan aku bisa bahasa Italia. Ayahku adalah bule backpacker asal Calabria yang terdampar di Bali dan menikah dengan ibuku. Jadi tentunya aku bisa berbicara Italia walau terbata-bata. Pria itu tampak antusias mengetahui itu. Dia akhirnya bertanya banyak hal dan aku pun sedikit kelimpungan menjawab pertanyaan-pertanyaannya tentang Erick Thohir. Aku memilih untuk tidak terlalu jauh mencampuri urusan tim lain. Apa yang tidak aku tahu secara pasti, tidak akan aku sampaikan ke orang lain, karena itu hanya akan menjadi gosip belaka. Dan aku benci gosip. Roberto nampaknya cukup mengerti posisiku dan kemudian memilih bertanya tentang Radja Nainggolan. Apalagi saat ini ia diperebutkan empat top tim di Italia. Juventus, Roma, Milan dan Inter. Kemana ia akan berlabuh? Mungkinkah ke Juve? Hmmm…pembahasan yang menarik…

———————————————————————————————————————————————————

radjariana

Pria Batak ini sudah mendunia namanya sekarang. Tekel keras dan sikap pantang menyerah ala orang Sumatera menjadikannya sebagai gladiator terbaru dikancah Serie A. Semua tim besar memperebutkan dia. Kemana ia akan berlabuh? Mungkinkah ke Juventus? Dan kemudian mengenakan seragam nomor 17 sesuai tanggal kemerdekaan Indonesia?

Marianus Nainggolan. Ia adalah ayah dari Radja dan kembarannya Riana (lihat foto diatas). Dia yang berjasa mengenalkan Radja dan Riana kepada sepakbola. Sejak berusia 4 tahun, kedua bocah kembar ini selalu diajak nonton dan bermain sepakbola oleh ayahnya di Antwerpen, Belgia. Namun, sejak usia 6, kembaran ini harus berpisah dengan ayahnya yang bercerai dengan ibunya dan kembali ke Bali untuk meneruskan usahanya. Akhirnya, Radja mendapat dorongan dari ibunya Lizi Bogaerd, untuk terus menekuni sepakbola. Karir Radja terus naik. Pada tahun 2005, Radja ditarik klub Belgia, Germinal Beeschot. Akhirnya pada tahun 2007 ia dibeli Piacenza dan kemudian pada tahun 2010 dijual ke Cagliari. Sementara itu, Riana, juga terus bermain sepakbola dan sekarang ia bermain di klub sepakbola wanita Royal Antwerp FC di liga Belgia.

Radja memang memiliki potensi yang luar biasa. Kemampuannya terus menanjak dari waktu ke waktu. Dari beberapa literatur yang ada dapat dimengerti bahwa Radja memang memiliki potensi yang dapat terus berkembang. Mari kita lihat perbandingannya dengan top midfielder lainnya di Serie A sebagai berikut:

radja

Bagaimana posisi Radja jika bergabung dengan Juventus? Akan ditempatkan dimana? Dan yang lebih penting, akankah ia mendapatkan tempat di starting eleven Juve? Jika menilik pada posisi bermainnya maka Radja adalah seorang defensive midfielder. Dari situs whoscored sendiri dapat diketahui bahwa Radja memiliki tingkat permainan defensive yang baik (7,4). Bandingkan dengan Vidal yang mencapai rate sebesar 7,74. Ia juga mampu melakukan 3.8 tackling per game sementara Vidal sebesar 4.3. Namun menariknya, Radja memiliki tingkat intersepsi yang lebih baik dari Vidal. Ia mampu melakukan 1,5 intersepsi per game sementara Vidal hanya sebanyak 1,3. Paul Pogba malah kalah cukup jauh dari segi defensive. Bahkan Radja masih unggul dari segi passing yaitu 53,8 per game banding 43,2 per game). Dan ia juga mencatatkan tingkat kesuksesan melakukan passing sebesar 84% sementara Pogba unggul sedikit dengan 84,9%. Namun Pogba memiliki kelebihan dalam hal offensive (7,7) sementara Radja hanya 7,4 dan Vidal juga 7,4. Artinya, dengan asumsi Marchisio dan Pirlo tidak dalam kondisi fit, maka Radja bisa saling melengkapi dengan Pogba dan Vidal.

Lalu posisi apa yang dapat dimainkan oleh Radja? Dengan asumsi bahwa Pogba dan Vidal tetap menempati posisi terbaiknya mereka (didepan Pirlo), maka berdasarkan statistik, Radja dapat bermain sebagai sebagai holding midfielder atau posisi yang ditempati oleh Pirlo saat ini. Tentu ia masih harus banyak belajar dari sang maestro Andrea Pirlo (passing per game sebesar 68,2 dengan tingkat kesuksesan 89,5%). Namun hal ini tidak berarti Radja tidak memiliki tempat di Juventus.

Radja saat ini bermain diposisi MCL (midfielder center left) atau gelandang tengah yang berdiri disisi kiri. Persis seperti posisi awal Kwadwo Asamoah, Claudio Marchisio atau yang dimainkan Paul Pogba saat ini. Edgar Davids jaman dahulu juga berposisi sebagai MCL. Namun satu hal yang tidak banyak diketahui orang bahwa Radja dahulu bermain sebagai sayap kiri tepatnya amflc atau striker sayap kiri. Dia bahkan sempat menjadi topskor klubnya dahulu, Germinal Beeschot.

Food for thoughts…mungkinkah ia akan ditempatkan kembali seperti posisi awalnya dahulu oleh Conte? Dalam arti lain, posisi yang akan ditempati Radja nanti akan sangat bervariasi. Mulai dari posisi DMC, MCL sampai dengan DWBL atau bahkan AMLC. Ia bisa bertukar tempat dengan trio MVP, Pogba dan bahkan Asamoah. Oleh karenanya, dengan bervariasinya posisi Radja ini, merupakan suatu keuntungan yang membuat Radja pantas untuk dikejar Juventus diparuh kedua transfer musim ini.

Selain skill tersebut diatas, ada satu kelebihan Radja yang sangat spesial yaitu determinasi. Itu adalah senjata Radja sesungguhnya. Hal ini diakui oleh Beppe Marotta dalam beberapa kesempatan yang lalu. Menurutnya, Radja memiliki jiwa yang sesuai dengan yang diinginkan Conte dan oleh karenanya Juve tertarik untuk merekrutnya. Determinasi tidak pantang menyerah ini bahkan diakui pula oleh fitur game “Football Manager” yang memberikan 20 untuk determinasinya. Lihat gambar dibawah ini:

fm

Persaingan memperebutkan Radja tidak mudah. Seperti yang banyak dilansir media, Presiden Cagliari sudah terang-terangan akan melepas Radja mengingat banyak tim yang mengincarnya. Dikatakan olehnya bahwa Cagliari akan melepas Radja ke Juve mengingat hubungan baiknya dengan Beppe Marotta. Namun dilain kesempatan dikatakan bahwa Milan akan membeli disertai barter pemain yang ternyata disukai oleh Cagliari. Belum lagi dari Inter sendiri yang disinyalir akan melakukan segala cara agar Nainggolan dapat mendarat di Appiano Gentile mengingat sang presidennya satu tanah kelahiran dengan Radja. Kemudian Roma yang membutuhkan cadangan untuk trio midfielders-nya. Semua ini menjadikan harga Radja melambung. Kemana ia berlabuh?

Aku pribadi melihat ini hanya sebagai trik Presiden Cagliari, Massimo Cellino, untuk menaikkan harga Radja. Seperti yang kita ketahui bersama, teori ekonomi paling mendasar adalah “High Demand = High Price“. Dengan mengesankan bahwa Radja diinginkan semua tim maka tentu akan menciptakan bargaining yang lebih tinggi bagi Cellino untuk memasang harga. Apalagi diparuh musim kedua ini dimana banyak tim-tim yang desperate untuk memperbaiki kondisi timnya agar mencapai target diakhir musim. Oleh karenanya, ada beberapa kemungkinan ia akan berlabuh.

Jika melihat kondisi Milan yang hancur-hancuran, apalagi Mario Balotelli jadi dilepas, maka mereka dijamin akan sekuat tenaga mendapatkan amunisi baru. Namun tentunya bukan pemain midfield. Mereka wajib mencari ganti Mario Balotelli. Dan melihat tipikal Adriano Galliani yang sangat hemat menggelontorkan uang pada paruh kedua transfer, aku rasa Radja sulit untuk berlabuh di Milan. Kecuali Cellino mau Radja dibeli murah.

Aku melihat kemungkinan sangat besar Radja akan ditarik Inter. Chelsea membutuhkan pemain tengah dan mereka sudah melirik Guarin. Tentu dengan dilepasnya Guarin akan memberikan fulus yang besar untuk kantong Inter. Uang itulah yang akan diinvestasikan ke Radja. Apalagi Radja punya segi marketting yang kuat di Indonesia tempat Erick Thohir berasal. Jadi semua variabel rasanya mendukung Radja ke Inter.

Bagaimana dengan Roma? Mereka jelas membutuhkan cadangan untuk trio Pjanic, De Rossi dan Strootman. Dengan kondisi keuangan yang stabil ditambah ambisi klub yang ingin merengkuh scudetto, aku rasa mereka akan menjadi pesaing Inter paling kuat untuk mendapatkan Radja musim ini.

Juventus? Aku yakin jika pun transfer terjadi maka akan terlaksana pada akhir-akhir masa transfer. Beppe terikat pada budget yang ditetapkan oleh RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham). Disinyalir jumlah uang transfernya pun tidak terlalu besar. Oleh karenanya metode loan with an obligation to buy plus peminjaman pemain kemungkinan besar akan disodorkan Beppe ke manajemen Cagliari. Dengan persaingan cash and carry ala Inter dan Roma rasanya Juve akan sulit bersaing. Oleh karenanya, strategi wait and see benar-benar harus dilakukan sambil menunggu celah yang muncul. Jika Guarin tidak dilepas atau Roma melorot jauh dari peringkat dua maka tentu Beppe punya bargaining yang lebih baik lagi.

Namun demikian, yang menjadi pertanyaan selanjutnya adalah, butuhkah Juventus terhadap Radja? Agak berbeda dengan beberapa pendapat yang beredar, menurutku justru musim ini target Juventus malah bertambah, yaitu menjuarai Europa League yang finalnya dimainkan di Juventus Stadium. Di Champions League, pada dasarnya Conte tidak dibebankan untuk menjuarainya. Walau begitu, dengan tersingkirnya Juve dipenyisihan grup secara objektif dapat dianggap sebuah kegagalan. Oleh karenanya, secara subjektif aku melihat bahwa Juve ditargetkan untuk juara Europa League musim ini. Konsekwensinya, pasukan Juve akan ditambah dari segi kualitas, khususnya lapangan tengah. Posisi Pirlo, selama ini tetap menjadi titik lemah karena tidak ada satu pun yang maksimal menggantikannya. Termasuk Pogba yang jauh lebih efektif tampil sebagai MCL. Oleh karenanya, secara objektif Juve wajib menambah kualitas dalam armadanya. Namun penambahan kualitas armada ini tentu tetap mengikuti batasan-batasan yang ada. Jika harga Radja sampai menembus € 14 juta maka sebaiknya Juventus melupakan sosok Radja. Lalu sosok siapa yang dapat menggantikan Radja?

—————————————————————————————————————————————-

Obrolanku dengan Roberto terhenti karena aku hendak ke kamar mandi. Lorong kereta ini cukup panjang. Pemandangan diluar sangat indah dengan alps mountain yang diselimuti salju. Tak sadar jariku menggerakkan kursor telpon genggamku. Melihat tweet Cyndi yang kufavoritkan dari sebulan yang lalu…..

“Hai Kris. I miss you……“

cyndiwang

Aku meninggalkannya tanpa memberikan penjelasan apapun. Tweet terakhir untuk Cyndi adalah ucapan selamat Natal 3 hari yang lalu. Cyndi hanya menjawab thanks. Begitu dingin. Begitu tidak berperasaan. Dan ini sudah terjadi berulang kali belakangan ini. Begitu berbeda dengan Cyndi yang kukenal dua bulan yang lalu. Mungkin itu juga pemicu yang membuatku benar-benar meninggalkan dia. Aku merasa semua perhatianku sama sekali tidak dianggap olehnya. Aku merasa dicampakkan. Salahkah aku?

Toilet dikamar mandi kereta ini sangat bersih. Ibarat bumi dan langit dengan toilet kampusku yang sering digunakan Abdul untuk merenungi nasibnya yang berkali-kali ditolak wanita.

Aku menghela nafas panjang. Ada sebuah rasa menggelitik jauh didalam hatiku. Entah apa namanya. Rasanya seperti kupu-kupu setiap kali teringat Cyndi. Dan aku tidak tahu mengapa. Kemudian sayup-sayup otak kiriku meneriakkan kata-kata waspada agar aku tidak terjebak lagi dengan cinta delusi. Aku kembali menghela nafas panjang dan tangan kiriku menggerakkan kursor kesebuah lagu…..

—————————————————————————————————————————————-

Roberto menepuk pundakku. Aku sontak membuka mataku yang kututup sedari tadi. Aku tidak tidur. Aku hanya berusaha untuk tidak terlalu terbawa suasana hati yang tiba-tiba mengganggu hari indah ini. Aku kemudian mengikuti arah telunjuk Roberto. Ia menunjukkan pemandangan diluar jendela. Bardonecchia! Ternyata salah satu pusat ritiro squad Juventus itu sangat indah. Tidak terasa ternyata aku sudah sampai di Italy. Roberto tertawa. Dia mengatakan bahwa sebenarnya kita sudah sampai di Turin. Bardonecchia sendiri sudah masuk ke provinsi Turin dan hanya berjarak 90 km saja dari pusat kota Turin. Ia pun menyuruh aku berkemas karena sebentar lagi akan sampai.

bardonecchia

Barang bawaanku tidak banyak. Tepatnya dua ransel besar. Dan aku berada dikelas paling murah dikereta TGV (Train à Grande Vitesse/high-speed train) ini. Jadi tidak terlalu repot untukku. Begitu pun dengan Roberto. Akhirnya kami pun melanjutkan obrolan.

Roberto memiliki ketertarikan terhadap Geoffrey Kondogbia, pemain muda Perancis yang bermain di Monaco. Dia merasa kemampuan Kondogbia setara dengan Paul Pogba. Aku tersenyum semanis mungkin dan mengatakan kepadanya dengan sesopan mungkin bahwa dia gila. Tidak perlu terlalu jauh memperdebatkan statistik namun dilihat dari kontribusi Pogba kepada Juve serta timnas Perancis saja rasanya sudah cukup menggambarkan kehebatan Pogba. Dan tentu saja, pengakuan dunia jurnalis dengan menganugrahkan status Golden Boy 2013 kepadanya. Roberto tertawa terbahak-bahak. Ia mengaku kalah. Ia mengatakan bahwa sejujurnya ia sangat terinspirasi oleh kesuksesan Juventus mendapatkan Pogba dan ia berharap klubnya juga dapat mengalami hal yang sama. Kami pun tertawa bersamaan. Mimpi memang selalu indah.

Kemudian Roberto menanyakan kepadaku seandainya Juventus tidak mendapatkan Radja. Apakah ada opsi lain? Aku menjawab bahwa saat ini tidak ada lagi pemain tengah yang sanggup menambah kualitas armada Juventus. Seandainya pun ada, maka harganya dipastikan akan tinggi. Contohnya Verratti. Hanya dia figur yang paling pas menggantikan Pirlo. Namun tentu saja PSG tidak akan melepaskannya ditengah musim seperti ini. Apalagi dengan harga murah. Begitu pun dengan Xabi Alonso walau kontraknya tersisa setengah musim lalu. Tidak mungkin rasanya jika ia mau menerima status rotasi dan gantian maen dengan Pirlo.

Oleh karenanya, satu-satunya opsi yang tersisa adalah merekrut pemain sayap berkualitas karena Asamoah pada dasarnya bisa bermain ditengah. Perputaran Asamoah, Marchisio dan Pirlo rasanya sudah cukup membantu Juventus mengarungi sisa musim ini dan menjuarai setiap trophy yang ada. Belum lagi ditambah keberadaan Padoin dan Isla yang bisa main ditengah. Oleh karenanya, penambahan pemain tengah yang tidak cukup berkualitas tentu hanya membuang uang belaka.

Hal tersebut pun berlaku untuk sektor belakang. Kita sudah punya cukup banyak pemain berkualitas disektor tersebut. Dari Angelo Ogbonna dan Martin Caceres yang merupakan anggota timnas negaranya masing-masing. Sampai dengan Federico Peluso yang tetap merupakan pemain bagus. Total nilai pemain cadangan kita bahkan mencapai $ 30 juta. Penambahan pemain belakang yang tidak perlu selain hanya menghabiskan uang juga akan menutup kemungkinan bersinarnya bakat-bakat muda. Ambil contoh seperti Pol Garcia yang merupakan kapten di tim primavera Juventus.

Dari penjelasan-penjelasan diatas, menurutku yang perlu ditambah untuk menambah kualitas, selain sektor sayap tentunya, adalah sektor depan. Mirko Vucinic yang saat ini cukup banyak peminat merupakan salah satu potential income yang cukup baik. Dengan asumsi bahwa ia sudah kehilangan gairah maka win-win solution yang paling tepat adalah melepaskannya. Namun tentu sebaiknya Beppe bersikeras untuk menjual Mirko hanya dengan metode  cash and carry. Uang dari penjualan tersebut dapat diinvestasikan ke pemain yang dapat memperkaya opsi dari segi taktik khususnya disektor depan untuk menggantikan Mirko. Diamanti atau Biabiani merupakan target yang realistis untuk konsep 4-3-3. Bagaimana dengan yang lain?

Lini depan Juventus, kecuali Llorente dan Tevez, menurutku wajib diperbaiki kualitasnya. Setidaknya dimusim depan. Dengan asumsi Vucinic jadi dilepas, maka opsi dilini depan saat ini tidak menawarkan kualitas pembeda yang significant. Bergantung pada statistik dan harapan saja tidak cukup untuk membuat lini depan Juve menjadi lebih baik. Betul bahwa Quags merupakan pemain bagus dengan gol-gol fantastisnya. Betul bahwa Giovinco merupakan pemain dengan dribbling yahud. Ia bahkan menjadi tokoh sentral di Parma dahulu dan aku salah satu fan Gio mengingat ia berasal dari youth academy. Namun mata awamku tetap tidak melihat kontribusi mereka yang nyata saat kondisi tim membutuhkan perubahan. Gol-gol atau asisst yang mereka hasilkan saat Juventus tertinggal sifatnya untung-untungan belaka dan itu pun jarang terjadi. Namun tentu dibutuhkan sosok lain yang bisa memberikan variasi serangan didepan. Seperti Victor Ibarbo. Selain berbadan besar, ia juga memiliki kecepatan yang luar biasa. Dalam arti lain, ia dapat memberikan kekuatan dilini depan saat lawan kelelahan baik dengan fisiknya maupun dengan kecepatan larinya. Coba lihat skill larinya dibawah ini:

Ibarbo adalah sosok yang benar-benar pas dengan Juventus untuk saat ini. Sosok tinggi besar (188 cm) kelahiran Kolombia ini disinyalir akan menerima status rotasi karena pada dasarnya ia pun pemain cadangan di Cagliari. Ia mengecap status pemain inti hanya dimusim ini. Itu pun hanya sebanyak 10 kali. Namun kontribusi Ibarbo saat menjadi pengganti sangat baik. Seperti yang diperlihatkan pada video diatas, ia memiliki kecepatan kaki yang luar biasa. Jika perhitungan ini benar, maka ia bahkan lebih cepat daripada Theo Walcott, yang merupakan pemain idaman Conte jaman dahulu. Tentu saja, dengan hanya mengandalkan kecepatan kakinya, Ibarbo dapat membuat pasukan lawan yang kelelahan terpontang-panting mengejarnya. Apalagi dengan kekuatan fisiknya yang menjulang.

Ibarbo juga memiliki skill oleh bola yang baik. Dribbling-nya tercatat 2,6 per game dan passing-nya tercatat 1,2 per game. Bandingkan dengan striker besar Juventus lainnya, Fernando Llorente, yang dribbling-nya tercatat hanya 0,5 per game. Namun Llorente memiliki passing yang lebih baik pada 1,4 per game. Hal ini berarti Ibarbo dapat diandalkan sebagai opsi untuk memperkaya sektor didepan baik sebagai target man atau striker sayap.

Satu hal yang menarik, harga Ibarbo tidak terlalu mahal. Ia ditenggarai memiliki nilai pasar diangka $ 5,5 juta. Dengan umurnya yang baru 23 tahun maka tentu ia merupakan investasi yang baik. Apakah ada lagi yang lain? Sebetulnya ada dan dia sedari dahulu diprediksi akan bergabung dengan Juventus. Siapa dia?

“I would love to, but we already have enough strikers. And in January, Lacina will be a Juventus player“

Ia adalah Lacina Traore. Pemain asal Pantai Gading yang bermain bagi Anzhi Makachkala. Ia pemain bola tertinggi didunia (203 cm). Ia juga terkenal cepat dan jelas tangguh diudara. Namun harganya masih sangat tinggi. Namun demikian, menarik untuk ditunggu apakah prediksi dari Dan Petrescu diatas benar adanya. Sayangnya jika menilik pada trend transfer beberapa tahun belakangan ini, aku tidak yakin Traore dapat bergabung dengan Juve saat ini. Nilai $ 16 juta merupakan investasi yang sulit terwujud ditengah musim seperti ini. Bagaimana dengan musim depan?

Obrolan kami terhenti karena kereta sudah berhenti di Turin Porta Susa. Kami pun berpisah karena Roberto dijemput oleh keluarganya yang sudah menunggu. Aku pun keluar dari stasiun untuk mencari taksi.

“All’hotel Torino Centro” ujarku kepada supir taksi yang nongkrong tak jauh dari stasiun. Aku meminta diantarkan ke Hotel Torino Centro. Menurut pihak travel biro, jarak Hotel Torino Centro hanya beberapa blok dari stasiun dan tentunya harga taksi tidak mungkin mahal.

“Va bene, le metto le valigie nel cofano” sahut supir taksi itu sambil meraih ransel-ranselku yang dikiranya koper itu untuk dimasukkan ke bagasi.

“Mi scusi, è la strada più veloce? Mi hanno detto che sarebbero stati solo dieci minuti” balasku agak cerewet. Aku hanya tidak mau dikerjai supir taksi. Aku mengatakan padanya untuk mengambil rute terpendek karena setahuku jarak hotel sama sekali tidak jauh.

“In Italia dieci minuti non sono esattamente dieci minuti. C’è molto traffico!” ujar supir itu sambil menggerak-gerakkan tangannya seperti orang kesal. Aku hanya mengangguk-angguk saja. Yep. Ia nampaknya cukup kesal haha. Menurutnya, di Italia, 10 menit itu bukan berarti 10 menit karena jalanan sangat macet. ‘Haha..jadi inget Jakarta‘

Aku pun masuk ke taksi itu. Si supir bernama Alessandro. Aku langsung tersenyum. Aku jadi teringat akun @dwicarta yang selalu menghubungkan apapun yang dilihatnya di pintu tol dengan skor akhir Juventus. ‘Jangan-jangan Alessandro Diamanti nih yang bakal dateng bulan ini‘ batinku geli.

Aku menarik nafas panjang menghirup dalam-dalam udara Turin. Sangat segar. Aku tidak menyangka bisa satu kota dengan skuad Juventus. Perasaan baik pun tiba-tiba menyergap diriku. ‘Segalanya akan lebih baik lagi‘ batinku dengan yakin. Dengan suasana baru, aku pun siap menyongsong hidup baru. Apalagi sebentar lagi New Year 2014 akan datang dalam hitungan jam. Dan aku pun sudah siap menyongsong hidup baru ditahun baru ini………..sangat siap………….

——————————————————————————————————————————————

Kris? Christophe Prasasti? Pria lebay itu? Yes i like him. Selama dua bulan ini bahkan hanya dia yang mengisi hari-hariku.

Hyper-sensitive. Itu definisi paling tepat untuk menggambarkan dirinya. Dia begitu manis. Begitu perhatian dan begitu pintar mengambil hati wanita. Tapi dilain sisi, ia cepat sekali kesal bila aku menghilang beberapa saat. Negative thinking karena pikirannya selalu dikacaukan oleh suasana hatinya yang sensitif. Aku memang suka menghilang dan tidak memberikan celah bagi dia untuk mengetahuiku lebih jauh. Tapi aku punya alasan. Aku harus melindungi diriku sendiri.

Aku seorang model. Yes. Tapi itu setahun yang lalu. Dan aku cukup sukses dalam profesiku. Tapi sekarang sudah tidak lagi. Saat ini aku lebih menyibukkan diri dengan berkumpul bersama dua sahabatku, Jane dan Alice. Hanya mereka yang mengetahui kondisiku saat ini. Hanya mereka bersama mama yang selalu menemaniku chemotheraphy.

 kemo

Aku bukan wanita cengeng. Aku tidak butuh dikasihani. Tapi akankah pria manja itu bakal tetap disampingku saat ia tahu aku kehilangan semua rambutku? Akankah ia tetap disisiku saat aku benar-benar tergantung padanya? Akankah ia disampingku saat umurku hanya tersisa 3 bulan lagi? He’s just a Twitter guy. Dia bisa menghilang kapan pun dia mau. Sementara aku? Aku akan kehilangan segalanya. Aku tidak mau kehilangan lagi. Biarlah rasa sayang ini berakhir saat ini. Tidak pada saat aku menghembuskan nafasku yang terakhir……

to be continue…………

       Story created by @fidanzata1897

pirlo


View the original article here

No comments:

Post a Comment